KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, Jawa Tengah mencatatkan kasus infeksi harian paling banyak setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Jawa Tengah juga termasuk provinsi dengan persentase kematian tertinggi kedua (6,9 persen) setelah Jawa Timur (7,2 persen).
Sementara, jumlah testing di Jawa Tengah belum memenuhi standar yang ditetapka oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, ada sejumlah kendala teknis yang menghambat upaya tes di Jawa Tengah untuk mencapai target WHO.
Hal-hal teknis itu adalah bahan reagen yang habis, kapasitas laboratorium yang berkurang setiap Sabtu dan Minggu, serta kurangnya sumber daya manusia (SDM).
Baca juga: Kasus Kematian Corona Tinggi, Haruskah Jatim dan Jateng Tarik Rem Darurat?
Namun, kendala tersebut sudah dievaluasi pada Senin (7/9/2020) dan hasilnya jumlah pengujian Covid-19 di Jawa Tengah pun mengalami kenaikan.
Dalam tiga hari, jumlah pengujian telah menembus angka 4.000.
Bahkan, pada Rabu (9/9/2020), mencapai 4.729, sementara target WHO adalah 4.995 tes.
"Kalau di Jawa Tengah ini sudah lumayan peningkatannya. Ketika kemarin Senin kami evaluasi, kapasitasnya langsung bisa naik sampai 4.700-an, naiknya lumayan, targetnya 4.995 sesuai teori WHO," kata Ganjar kepada Kompas.com, Kamis (10/9/2020).
Menurut Ganjar, strategi Jawa Tengah dalam pengujian Covid-19 ini dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif.
Dengan strategi itu, upaya tes Covid-19 dilakukan berdasarkan hasil tracing atau pelacakan, bukan kepada semua orang.
"Kita tidak melakukan tes kepada orang lewat, kita melakukannya secara terstruktur, sistematis, dan masif, jadi ada tracingnya, mereka aja yang kita kejar," jelas dia.
Meski jumlah testing naik, Ganjar memastikan akan selalu berusaha menambah angka itu agar mencapai target yang ditetapkan WHO.
Baca juga: 7 Sekolah di Jateng Diizinkan Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
Ia juga berencana akan bekerja sama dengan pihak swasta untuk membantu upaya pengujian virus corona di Jawa Tengah.
"Saya sudah mulai komunikasi dengan swasta, tinggal buat indeksnya saja, berapa sih indeksnya satu tes, seumpama 1,2 juta, ya udah kita kasih swasta. Saya minta pokoknya tidak lebih dari 10 jam harus sudah ada hasilnya. Kan malah lebih enak tho," kata Ganjar.
Terkait kapasitas tempat tidur rumah sakit, Ganjar memastikan bahwa Jawa Tengah masih dalam kondisi aman.
Data hingga Kamis (10/9/2020) pukul 08:00 WIB, ada 3.343 tempat tidur isolasi rumah sakit di Jawa Tengah yang terisi.
Sementara, jumlah tempat tidur yang masih tersedia adalah 1.355 unit atau sekitar 40,5 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik: Macam-macam Penularan https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.