Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPOM: Berkas Pengajuan Suplemen Naik 236 Persen, Ini Alasannya...

Kompas.com - 10/09/2020, 07:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memaksimalkan perizinan dalam bidang registrasi produk di masa pandemi Covid-19 ini.

Hal itu dilakukan dengan menyederhanakan dan mempercepat registrasi produk prioritas, khususnya produk obat tradisional dan suplemen kesehatan.

Hal itu sebagaimana disampaikan Kepala Badan POM, Penny K. Lukito pada Kompas.com, Rabu (9/9/2020).

"Pelayanan tersebut dilakukan dengan melakukan simplifikasi dan percepatan melalui
registrasi prioritas khususnya produk obat tradisional dan suplemen kesehatan yang
ditujukan untuk memelihara daya tahan tubuh. Karena produk tersebut merupakan produk
yang kebutuhannya meningkat selama masa pandemi," ujar Penny.

Baca juga: BPOM Temukan 6.743 Situs dan 2.843 Iklan soal Klaim Obat Covid-19

Melonjak 236 persen

Setidaknya, dalam waktu Januari-Agustus 2020, BPOM telah menerbitkan izin edar masing-masing sebanyak 399 untuk suplemen kesehatan, 201 untuk obat tradisional, dan 3 untuk fitomarmaka.

Semuanya disebut berguna untuk memelihara daya tahan tubuh atau dalam jenis suplemen vitamin.

"Kenaikan jumlah berkas registrasi tersebut dibandingkan dengan pengajuan periode yang sama di tahun 2019 adalah meningkat 35 persen untuk obat tradisional dan 236 persen untuk produk suplemen kesehatan," jelas dia.

Selebihnya, BPOM tidak pernah memberikan izin atau membenarkan jika ada suatu produk yang mengklaim bisa menyembuhkan atau mencegah Covid-19.

"Hingga saat ini belum ada obat termasuk obat herbal yang secara uji klinis dapat menyembuhkan penyakit Covid-19. Namun ke depan jika sudah ditemukan tentunya pengujian akan dilakukan untuk memastikan khasiat, keamanan dan mutu obat tersebut," ungkap Penny.

Baca juga: Saat Anak Merasakan Gejala atau Positif Covid-19, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?

Klaim obat Covid-19

Namun, meskipun belum ada izin yang dikeluarkan, produk-produk dengan klaim untuk Covid-19 banyak beredar di pasar, khususnya diperjualbelikan secara daring.

Karena itu BPOM menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) agar menurunkan atau take down situs-situs yang menjual obat/suplemen/produk konsumsi lainnya dengan klaim Covid-19.

"Terhadap temuan tersebut, Badan POM secara berkala berkoordinasi dengan IdEA (Indonesian E-Commerce Association), Kemenkominfo, serta beberapa platform e-commerce agar melakukan takedown terhadap link tersebut," jelas Penny.

Dari patroli siber yang dilakukan, setidaknya selama 6 Maret-13 April 2020, BPOM telah mengidentifikasi sebanyak 6.743 situs yang mengiklankan penjualan obat yang diklaim dapat menyembuhkan atau menangkal Covid-19.

"Penjulan obat meliputi kloroquin, hydrochloroquine, antivirus dan suplemen obat lainnya yang diklaim dapat menyembuhkan Covid-19," ujar Penny menjelaskan produk-produk yang dijual dan ditemukan.

Baca juga: Malaysia Larang WNI Masuk, AirAsia Tetap Terbang Jakarta-Kuala Lumpur

Sementara hingga Agustus 2020, iklan produk-produk sejenis masih ditemukan.

"Hingga bulan Agustus 2020 telah ditemukan iklan obat tradisional dengan klaim (untuk Covid-19) sebanyak 2.843 iklan atau 59.08 persen dari seluruh temuan iklan obat tradisional yang tidak memenuhi ketentuan," ungkap dia.

"Sedangkan untuk suplemen kesehatan (dengan klaim untuk Covid-19) sebanyak 996 atau 41.81 persen dari seluruh temuan iklan suplemen kesehatan yang tidak memenuhi ketentuan," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

8 Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Tren
Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Profil Sadiq Khan, Anak Imigran Pakistan yang Sukses Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Tren
Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Bukan Cuma Olahraga, Lakukan 3 Gerakan Ini untuk Jaga Kesehatan

Tren
Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Minum Kopi Sebelum Makan?

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN]  Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Albumin, Cegah Sakit Ginjal dan Hati | Pemain Malaysia Disiram Air Keras

Tren
PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

PBB Kecam Israel Buntut Pemberedelan Al Jazeera, Ancam Kebebasan Pers

Tren
Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Waspada, Modus Penipuan Keberangkatan Haji dengan Visa Non-Haji

Tren
Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Cara Menyewa Kereta Api Luar Biasa untuk Perjalanan Wisata

Tren
Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Kemendagri Pastikan PNS di Lubuklinggau yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia Sudah Kembali Jadi WNI

Tren
Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Ramai soal Milky Way di Langit Indonesia, Simak Waktu Terbaik untuk Menyaksikannya

Tren
Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Seorang Suami di Cianjur Tak Tahu Istrinya Laki-laki, Begini Awal Mula Perkenalan Keduanya

Tren
Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Cara Menghapus Semua Postingan Facebook, Mudah Bisa lewat HP

Tren
Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Dampak Pemasangan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, 21 Kereta Berhenti di Jatinegara hingga 30 November 2024

Tren
Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Mengenal Mepamit dan Dharma Suaka, Upacara Jelang Pernikahan yang Dilakukan Rizky Febian-Mahalini

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com