Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Bocah Albino di Wonogiri, Apa Penyebabnya dan Bisakah Disembuhkan?

Kompas.com - 04/09/2020, 19:45 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keberadaan dua balita albino di Wonogiri, Jawa Tengah baru-baru ini viral di media sosial.

Dilansir Tribun Jateng, Kamis (3/9/2020), dua balita kembar itu merupakan putra dari pasangan suami istri Nunung Kristanto (43) dan Suratmi (36).

Bocah albino berumur 3,5 tahun itu kelahiran Rangkasbitung, Banten. Tapi mereka kini tinggal di Selogiri, Wonogiri.

Baca juga: Viral Unggahan Penambahan Gula Pasir pada Sampo Bikin Kulit Kepala Bersih dan Sehat, Benarkah?

Apa itu albino, apa penyebabnya dan bisakah disembuhkan?

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Iora Dermatology Clinic, Jakarta, dr Edwin Tanihaha menjelaskan albino adalah suatu mutasi genetik yang ditandai dengan kelainan produksi melanin, sehingga penderitanya kekurangan melanin atau tidak memiliki melanin.

Melanin, imbuhnya adalah pigmen yang memberi warna pada kulit, bola mata, rambut dan bibir, sehingga penderita albino biasanya memiliki kulit, rambut, dan mata yang pucat.

"Albino bukanlah pertanda sakit parah, namun karena penderita albino memiliki melanin yang minimal, biasanya memiliki mata dan kulit yang lebih peka terhadap cahaya UV, karena melanin bermanfaat melindungi mata dan kulit kita dari paparan sinar UV," ujarnya pada Kompas.com, Jumat (4/9/2020).

Baca juga: Viral Video Racikan Pemutih Kulit Pakai Tepung dan Bubuk Kunyit, Ini Bahayanya

Kelainan genetik

Dia juga menambahkan albino merupakan kelainan genetik, sehingga tidak dapat disembuhkan.

Biasanya untuk mencegah timbulnya anak albino, baiknya menghindari perkawinan sedarah yang memiliki gen pembawa.

Edwin mengatakan, karena albino merupakan kelainan genetik autosomal resesif, jadi bila kedua orang tua sama-sama pembawa gen yang bermasalah maka resiko diturunkan ke anak sebesar 50 persen.

Namun di luar risiko dari perkawinan sedarah pembawa gen albino, mutasi atau kerusakan genetik juga dapat terjadi pada diri seseorang karena faktor gaya hidup yang tidak baik atau penyebab yang belum diketahui.

Baca juga: Selain Membuat Kulit Lebih Cantik, Ini Manfaat Tempe bagi Kesehatan

Jamak terjadi

Sementara itu, dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Vivaldy Skin Clinic, Mataram, dr Dedianto Hidajat menjelaskan kejadian anak albino di Wonogiri sudah biasa terjadi.

"Kejadian anak albino tapi ortu (orangtua) normal, bisa saja terjadi karena adanya mutasi genetik bisa saja terjadi spontan, atau orang tua membawa gen resesif pembawa albino," katanya pada Kompas.com, Jumat (4/9/2020).

Dia mengatakan meski albino tidak bisa disembuhkan, tapi harus dirawat supaya tidak terjadi komplikasi akibat albinonya.

Baca juga: Mengenal Risiko dan Bahaya Komplikasi Luka Tusuk

Dedi menambahkan, karena albino merupakan penyakit genetik atau keturunan, maka sebaiknya menghindari perkawinan dengan orang yang keluarganya memiliki riwayat albino. Namun ada yang lebih penting daripada hal tersebut.

"Pencegahan untuk komplikasi terhadap albino lebih penting sebenarnya, karena komplikasi seperti kanker kulit dan bisa sampai kebutaan mengintai," kata Dedi.

Hal yang bisa dilakukan misalnya menghindari terpapar sinar matahari, karena anak albino lebih berisiko terkena kanker kulit dibanding anak lainnya.

Baca juga: Mengenang Sutopo Purwo Nugroho, Informan Kebencanaan yang Meninggal karena Kanker Paru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com