Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Ini, Bisa Saksikan Bulan Purnama Langka Full Corn Moon

Kompas.com - 02/09/2020, 15:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dini hari tadi, Rabu (2/9/2020), langit dihiasi dengan kemunculan bulan berukuran penuh atau kita kenal sebagai bulan purnama.

Hal ini sebagaimana disebutkan Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) melalui akun Instagram @pussainsa_lapan.

Disebukan, puncak purnama terjadi pukul 12.21.58 WIB dan dapat disaksikan di arah timur-tenggara hingga barat-barat daya.

Jarak geosentrisnya adalah 399.299 kilometer, diameter sudut 29.5 menit busur dan terletak pada konstelasi Akuarius.

Purnama ini menjadi fenomena astronomi pertama yang teramati di pekan pertama September 2020.

Baca juga: Fenomena Langit September 2020: Retrograde Mars hingga Equinox

Malam ini

Meski puncaknya sudah terjadi dini hari tadi, purnama juga disebut masih bisa disaksikan malam nanti.

Informasi ini disampaikan oleh Peneliti dari Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Emanuel Sungging Mumpuni.

"Dini hari tadi (puncaknya),  tapi malam ini masih tampak bulat penuh. Bulan purnama (masih terjadi) malam ini," kata Sungging saat dihubungi Rabu (2/9/2020) siang.

Sungging menyebut masyarakat sudah bisa mulai menyaksikan bulan dengan bentuk bulat sempurna ini mulai petang nanti.

"Hari ini terbit sekitar pukul 18.00 WIB," sebutnya.

Ia menjelaskan Bulan Purnama memang selalu terbit di sekitar waktu terbenamnya matahari. Sementara bulan baru atau sabit, akan muncul saat Matahari terbit di ufuk timur.

"Sudah siklus alamnya, saat purnama, Bulan akan terbit sekitar Matahari terbenam dan sebaliknya," jelas Sungging.

Baca juga: Begini Penampakan Blood Moon Dilihat dari Bulan

Sementara itu, Sungging menyampaikan kemunculan Bulan Purnama di masing-masing belahan Bumi bisa didapat di waktu yang berbeda-beda.

"Seluruh Bumi bisa menyaksikan sesuai jadwal masing-masing tentunya, karena peredaran Bulan mengitari Bumi," ucap dia.

Full Corn Moon 

Bulan Purnama disebut juga sebagai Bulan Jagung Penuh (Full Corn Moon) dan Bulan Jelai Penuh (Full Barley Moon).

Ini dikarenakan munculnya bulan ini menjadi penanda waktu panen jagung juga jelai di kelompok masyarakat tertentu.

Dikutip dari CNN, pemberian nama ini berasal dari penduduk asli Amerika yang menjadikan datangnya purnama sebagai pertanda datangnya waktu memanen jagung.

Oleh karena itu, Anda pasti juga pernah mendengar ada sebutan Harvest Moon. Ya, lagi-lagi ini dikarenakan menjadi penanda datangnya masa panen. 

Baca juga: Fenomena Influencer, Mulai dari Iklan hingga Promosi RUU Cipta Kerja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com