Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnu Nugroho
Pemimpin Redaksi Kompas.com

Wartawan Kompas. Pernah bertugas di Surabaya, Yogyakarta dan Istana Kepresidenan Jakarta dengan kegembiraan tetap sama: bersepeda. Menulis sejumlah buku tidak penting.

Tidak semua upaya baik lekas mewujud. Panjang umur upaya-upaya baik ~ @beginu

Penyerangan Mapolsek Ciracas dan Mudahnya Prajurit Termakan Hoaks

Kompas.com - 01/09/2020, 08:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oya, seminggu kemarin, selain rekor penambahan jumlah kasus positif Covid-19 dalam sahari, ada rekor baru juga yang perlu kamu ketahui. Sama seperti rekor Covid-19, rekor ini juga bukan hal baik. Dari hal tidak baik ini semoga kita bisa memetik pelajarannya.

Apa rekor itu? Dalam dua tahun, Markas Kepolisian Sektor Ciracas, Jakarta Timur diserang gerombolan orang yang kemudian diketahui sama latar belakangnya yaitu tentara.

Penyerangan pertama terjadi pada pergantian hari hingga dini hari pada 12 Desember 2018. Penyerangan kedua terjadi pada pergantian hari hingga dini hari pada 29 Agustus 2020 atau Sabtu dini hari lalu.

Meskipun tidak saling berhubungan langsung, ada korelasi antara penyerangan pertama dan kedua karena sama-sama bermula dari titik berangkat yang sama.

Penyerangan pertama Desember 2018 dilakukan ratusan orang yang kemudian diketahui anggota TNI-AD berawal dari cekcok di kawasan pertigaan Arundina di wilayah Polsek Ciracas. Cekcok terjadi antara Kapten Komaruddin, anggota  TNI AL dengan tukang parkir.

Cekcok itu dilerai oleh Pratu Rivonanda. Tetapi, Rivonanda justru dikeroyok juru parkir. Atas pengeroyokan itu, satu juru parkir ditahan di Polsek Ciracas dan kedua pihak lalu berdamai. 

Akan tetapi, penyelesain kasus ini tidak diterima teman-teman Rivonandi.

Untuk memastikan apa benar pelaku pengeroyokan sudah ditahan, puluhan orang yang kemudian diketahui anggota TNI mendatangi Mapolsek Ciracas.

Ada 17 kendaraan rusak karena peristiwa ini. Dipastikan lima pengeroyok Pratu Rivonanda ditahan di Mapolsek Ciracas. Namun, penegakan hukum untuk perusakan di Mapolsek Ciracas tidak ada titik terang.

Kasus perusakan pada Desember 2018 itu seperti menguap begitu saja sampai terjadi penyerangan kedua Sabtu dini hari lalu.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) dan Kapolri Jenderal Idham Azis (kanan) di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu (30/8/2020). Dok. Divisi Humas Polri Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) dan Kapolri Jenderal Idham Azis (kanan) di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu (30/8/2020).
Belajar dari kasus penyerangan pertama, kasus penyangan kedua ditindaklanjuti segera. Tidak cukup level Polsek atau Kodim, bahkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto turun langsung membuat pernyataan tegas yang melegakan.

Penyerangan kedua terhadap Mapolsek Ciracas dipicu oleh kabar bohong atau hoaks yang dikarang Prada MI. Kecelakaan tunggal yang dialami prajurit dalam kepangkatan paling bawah di TNI ini dikarang sebagaia akibat dari pengeroyokan di sekitar Arundina.

Kepada atasannya, Prada IM mengaku kecelakaan tunggal. Kepada teman-temannya berjumlah 27 orang via pesan elektronik, Prada IM mengarang cerita dikeroyok.

Teman-teman Prada IM, tanpa menguji informasi, tanpa sikap kritis, tersulut emosi melihat temannya babak belur. Ada perbedaan mencolok antara babak belur kecalakaan tunggal dengan dikeroyok. 

Berbekal informasi bohong yang tidak diuji dan diyakini benar, puluhan orang yang adalah anggota TNI-AD lalu menyerang Mapolsek Ciracas pada dini hari akhir pekan lalu. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com