Oya, seminggu kemarin, selain rekor penambahan jumlah kasus positif Covid-19 dalam sahari, ada rekor baru juga yang perlu kamu ketahui. Sama seperti rekor Covid-19, rekor ini juga bukan hal baik. Dari hal tidak baik ini semoga kita bisa memetik pelajarannya.
Apa rekor itu? Dalam dua tahun, Markas Kepolisian Sektor Ciracas, Jakarta Timur diserang gerombolan orang yang kemudian diketahui sama latar belakangnya yaitu tentara.
Penyerangan pertama terjadi pada pergantian hari hingga dini hari pada 12 Desember 2018. Penyerangan kedua terjadi pada pergantian hari hingga dini hari pada 29 Agustus 2020 atau Sabtu dini hari lalu.
Meskipun tidak saling berhubungan langsung, ada korelasi antara penyerangan pertama dan kedua karena sama-sama bermula dari titik berangkat yang sama.
Penyerangan pertama Desember 2018 dilakukan ratusan orang yang kemudian diketahui anggota TNI-AD berawal dari cekcok di kawasan pertigaan Arundina di wilayah Polsek Ciracas. Cekcok terjadi antara Kapten Komaruddin, anggota TNI AL dengan tukang parkir.
Cekcok itu dilerai oleh Pratu Rivonanda. Tetapi, Rivonanda justru dikeroyok juru parkir. Atas pengeroyokan itu, satu juru parkir ditahan di Polsek Ciracas dan kedua pihak lalu berdamai.
Akan tetapi, penyelesain kasus ini tidak diterima teman-teman Rivonandi.
Untuk memastikan apa benar pelaku pengeroyokan sudah ditahan, puluhan orang yang kemudian diketahui anggota TNI mendatangi Mapolsek Ciracas.
Ada 17 kendaraan rusak karena peristiwa ini. Dipastikan lima pengeroyok Pratu Rivonanda ditahan di Mapolsek Ciracas. Namun, penegakan hukum untuk perusakan di Mapolsek Ciracas tidak ada titik terang.
Kasus perusakan pada Desember 2018 itu seperti menguap begitu saja sampai terjadi penyerangan kedua Sabtu dini hari lalu.
Penyerangan kedua terhadap Mapolsek Ciracas dipicu oleh kabar bohong atau hoaks yang dikarang Prada MI. Kecelakaan tunggal yang dialami prajurit dalam kepangkatan paling bawah di TNI ini dikarang sebagaia akibat dari pengeroyokan di sekitar Arundina.
Kepada atasannya, Prada IM mengaku kecelakaan tunggal. Kepada teman-temannya berjumlah 27 orang via pesan elektronik, Prada IM mengarang cerita dikeroyok.
Teman-teman Prada IM, tanpa menguji informasi, tanpa sikap kritis, tersulut emosi melihat temannya babak belur. Ada perbedaan mencolok antara babak belur kecalakaan tunggal dengan dikeroyok.
Berbekal informasi bohong yang tidak diuji dan diyakini benar, puluhan orang yang adalah anggota TNI-AD lalu menyerang Mapolsek Ciracas pada dini hari akhir pekan lalu.