Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan Laporkan Kasus Harian Covid-19 Tertinggi Sejak Maret

Kompas.com - 23/08/2020, 18:02 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Jihad Akbar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Otoritas Korea Selatan melaporkan peningkatan kasus harian tertinggi Covid-19 sejak awal Maret pada Minggu (23/8/2020).

Melansir Reuters, Minggu (23/8/2020), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 397 infeksi baru pada Sabtu.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari hari sebelumnya yang mencatat ada 332 kasus baru. 

Kondisi terbaru ini juga menandai lebih dari tiga minggu kasus harian baru virus corona di Korea Selatan menunjukkan tiga digit angka.

Peningkatan yang terjadi membuat jumlah total infeksi Covid-19 yang telah terjadi di negara tersebut menjadi seanyak 17.399 kasus, dengan 309 kasus kematian.

Sebelumnya, pemerintah Korea Selatan telah menggunakan strategi penelusuran kontak dan pengujian yang luas untuk mengendalikan gelombang pertama wabah virus corona.

Namun, negara ini kembali mengalami wabah dalam beberapa minggu terakhir, kebanyakan di daerah ibu kota Seoul dengan populasi yang padat dan wilayah sekitarnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 India Sentuh Angka 3 Juta, Berikut 10 Negara di Asia dengan Kasus Tertinggi

Aturan

Diberitakan The Guardian, pemerintah Korea Selatan telah memberlakukan kembali aturan jarak fisik tingkat dua.

Selain itu, ada juga pembatasan pertemuan besar, larangan kegiatan atau pertemuan gereja tatap muka, serta penutupan klub malam, bar, karaoke, hingga tempat makan bufet.

Sejak Minggu (23/8/2020), pemerintah memperluas aturan ini ke daerah-daerah lain di negara tersebut.

Namun, di daerah selain Seoul, pedoman ini lebih menjadi rekomendasi, bukan kewajiban.

"Jika kita tidak mengendalikan penyebaran virus pada tahap awal, pandemi akan berkembang menjadi gelombang berskala besar. Bagi kami, tidak ada yang lebih penting daripada merespons Covid-19 ini," kata Menteri Kesehatan Korea Selatan Park Neung-hoo, Sabtu (22/8/2020).

Sementara itu, Direktur Jenderal KCDC Jung Eun-Kyeong meminta masyarakat untuk tetap tinggal di rumah, kecuali untuk hal-hal yang sangat mendesak seperti bekerja atau mengunjungi dokter.

"Kami berada di ambang pandemi nasional dengan jumlah kasus baru yang meningkat di 17 wilayah di seluruh negeri," kata Jung pada Minggu (23/8/2020).

Otoritas kesehatan mengatakan, ada kemungkinan akan diterapkan aturan jarak fisik tingkat tiga, jika rata-rata peningkatan infeksi baru tidak melambat.

Pada aturan jarak fisik tingkat tiga, sekolah dan bisnis ditutup.

Aturan jarak fisik di Korea Selatan terdiri atas tiga tingkat, yaitu satu hingga tiga. Tingkat 1 merupakan yang paling longgar dan tingkat tiga adalah yang paling dibatasi

"Jika kita meningkatkan aturan jarak sosial ke tingkat tiga, tentu akan berdampak pada kehidupan sehari-hari dan perekonomian masyarakat. Untuk itu, kami mendorong Anda untuk menanggapi situasi ini dengan serius," kata Wakil Direktur KCDC, Kwon Jun-wook.

Baca juga: Angka Kematian Global Akibat Covid-19 Tembus 800.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com