Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Perkembangan Vaksin di Seluruh Dunia, dari Gunakan Tembakau, Serangga hingga Gorila

Kompas.com - 13/08/2020, 12:31 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

c. Biofarmasi Clover

Perusahaan ini mengembangkan vaksin yang mengandung protein virus.

Guna menstimulasi kekebalan, vaksin diberikan dengan zat adjuvan yang dibuat oleh pembuat obat asal Inggris GSK dan Amerika dynavax.

d. Vaxine

Perusahaan Asutralia Vaxine tengah mengembangkan vaksin dengan menggabungkan protein virus dengan bahan pembantu untuk menstimulasi kekebalan.

Perusahaan ini akan mengujicoba tahap II vaksinnya pada September nanti.

Baca juga: Simak, Berikut Peringatan WHO soal Covid-19...

e. Medicago

Perusahaan yang berbasis di Kanada ini, yang sebagian besar didanai oleh pembuat rokok Philip Morris, tengah menggunakan spesies tembakau untuk membuat vaksin.

Mereka mengirimkan gen virus ke dalam daun dan sel tumbuhan kemudian membuat cangkang protein yang meniru virus.

Pada Juli, Medicago meluncurkan uji coba fase I pada vaksin Covid-19 nabati yang dikombinasikan dengan baha pembantu dari pembuat obat GSK dan Dynavax.

Mereka akan melakukan uji coba tahap 2/3 pada Oktober.

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

f. Kentucky BioProcessing

Vaksin berbasis tembakau kedua juga tengah dikembangkan di Kentucky BioProcessing yang merupakan anak perusahaan British American Tobacco.

Perusahaan ini merekayasa spesies tembakau yang disebut Nicotiana benthamiana untuk membuat protein virus.

Sebelumnya perusahaan ini menggunakan teknik ini untuk membuat obat Zmapp untuk Ebola.

Uji coba fase I rencananya akan dilakukan pada Juli.

Baca juga: Selain Korea Utara, Berikut Negara yang Belum Terkena Virus Corona

g. Korea Utara

Komisi Sains dan Teknologi Korea Utara mengumumkan mereka memulai uji klinis vaksin berdasarkan protein lonjakan virus corona.

Komisi tersebut mengklaim telah menguji vaksin pada hewan tapi tak memberikan data.

Selain itu, uji efektivitas juga harus dilakukan di negara lain karena mereka mengklaim tak ada kasus di sana.

h. Univeristas Pittsburgh

Vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Pittsburg diberinama PittCoVac, yang dibuat dengan desain menutup kulit memakai 400 jarum kecil terbuat dari gula.

Nantinya saat diletakkan di kulit, jarum akan larut dan mengirim protein virus ke tubuh.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

i. Sanofi

Sanofi tengah mengembangkan vaksin berdasar protein virus.

Mereka memproduksi protein dengan virus rekayasa yang tumbuh di sel serangga.

GSK akan membantu meengkapi bahan pembantu untuk merangsang kekebalan.

Uji klinis akan dilakukan pada September.

Baca juga: Profil KSAD Jenderal Andika Perkasa, Wakil Erick Thohir di Komite Penanganan Covid-19

4. Vaksin Whole-Virus

Vaksin ini menggunakan versi virus corona yang dilemahkan atau dinonaktifkan untuk memicu respons imun.

Berikut ini beberapa perusahaan yang membuat vaksin dengan cara ini:

a. The Wuhan Intitute of Biological Products

Perusahaan ini mengembangkan vaksin virus yang tidak aktif milik perusahaan China Sinopharm.

Pada Juli, mereka meluncurkan uji coba tahap II di Uni Emirat Arab.

Perusahaan tersebut mengatakan pada media pemerintah China bahwa vaksin akan siap digunakan akhir tahun.

Baca juga: Deretan Produk yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Obat Herbal hingga Kalung Antivirus Corona

b. Sinopharm

Perusahaan ini juga tengah menguji vaksin virus kedua yang tidak aktif dan dikembangkan oleh Institut Produk Biologi Beijing.

Dalam uji coba tahap 3 di Uni Emirat Arab, 5.000 orang menerima vaksin versi Institut Wuhan, sedangkan 5.000 lain menerima dari Institut Beijing.

c. Sinovac

Perusahaan swasta China Sinovac Biotech tengah menguji vaksin yang tidak aktif yang disebut CoronaVac.

Pada Juni, perusahaan mengumumkan bahwa uji coba fase 1/2 pada 743 sukarelawan menunjukkan tak ada efek samping parah, dan menghasilkan tanggapan kekebalan.

Sinovac kemudian meluncurkan uji coba tahap III di Brazil pada Juli dan satu lagi di Indonesia pada Agustus.

d. Bharat Biotech

Dewan Riset Medis India dan Institut Virologi Nasional dan Perusahaan India Bharat Biotech tengah merancang vaksin yang disebut Covaxin berdasarkan bentuk virus corona yang tidak aktif.

Perusahaan meluncurkan uji coba fase 1/2 pada Juli.

CEO Bharat menyebut vaksin akan tersedia paling cepat awal 2021.

Baca juga: Deretan Obat yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Dexamethasone hingga Hidroksiklorokuin

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Syarat Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com