c. Biofarmasi Clover
Perusahaan ini mengembangkan vaksin yang mengandung protein virus.
Guna menstimulasi kekebalan, vaksin diberikan dengan zat adjuvan yang dibuat oleh pembuat obat asal Inggris GSK dan Amerika dynavax.
d. Vaxine
Perusahaan Asutralia Vaxine tengah mengembangkan vaksin dengan menggabungkan protein virus dengan bahan pembantu untuk menstimulasi kekebalan.
Perusahaan ini akan mengujicoba tahap II vaksinnya pada September nanti.
Baca juga: Simak, Berikut Peringatan WHO soal Covid-19...
e. Medicago
Perusahaan yang berbasis di Kanada ini, yang sebagian besar didanai oleh pembuat rokok Philip Morris, tengah menggunakan spesies tembakau untuk membuat vaksin.
Mereka mengirimkan gen virus ke dalam daun dan sel tumbuhan kemudian membuat cangkang protein yang meniru virus.
Pada Juli, Medicago meluncurkan uji coba fase I pada vaksin Covid-19 nabati yang dikombinasikan dengan baha pembantu dari pembuat obat GSK dan Dynavax.
Mereka akan melakukan uji coba tahap 2/3 pada Oktober.
Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...
f. Kentucky BioProcessing
Vaksin berbasis tembakau kedua juga tengah dikembangkan di Kentucky BioProcessing yang merupakan anak perusahaan British American Tobacco.
Perusahaan ini merekayasa spesies tembakau yang disebut Nicotiana benthamiana untuk membuat protein virus.
Sebelumnya perusahaan ini menggunakan teknik ini untuk membuat obat Zmapp untuk Ebola.
Uji coba fase I rencananya akan dilakukan pada Juli.
Baca juga: Selain Korea Utara, Berikut Negara yang Belum Terkena Virus Corona
g. Korea Utara
Komisi Sains dan Teknologi Korea Utara mengumumkan mereka memulai uji klinis vaksin berdasarkan protein lonjakan virus corona.
Komisi tersebut mengklaim telah menguji vaksin pada hewan tapi tak memberikan data.
Selain itu, uji efektivitas juga harus dilakukan di negara lain karena mereka mengklaim tak ada kasus di sana.
h. Univeristas Pittsburgh
Vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Pittsburg diberinama PittCoVac, yang dibuat dengan desain menutup kulit memakai 400 jarum kecil terbuat dari gula.
Nantinya saat diletakkan di kulit, jarum akan larut dan mengirim protein virus ke tubuh.
Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona
i. Sanofi
Sanofi tengah mengembangkan vaksin berdasar protein virus.
Mereka memproduksi protein dengan virus rekayasa yang tumbuh di sel serangga.
GSK akan membantu meengkapi bahan pembantu untuk merangsang kekebalan.
Uji klinis akan dilakukan pada September.
Baca juga: Profil KSAD Jenderal Andika Perkasa, Wakil Erick Thohir di Komite Penanganan Covid-19
Vaksin ini menggunakan versi virus corona yang dilemahkan atau dinonaktifkan untuk memicu respons imun.
Berikut ini beberapa perusahaan yang membuat vaksin dengan cara ini:
a. The Wuhan Intitute of Biological Products
Perusahaan ini mengembangkan vaksin virus yang tidak aktif milik perusahaan China Sinopharm.
Pada Juli, mereka meluncurkan uji coba tahap II di Uni Emirat Arab.
Perusahaan tersebut mengatakan pada media pemerintah China bahwa vaksin akan siap digunakan akhir tahun.
Baca juga: Deretan Produk yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Obat Herbal hingga Kalung Antivirus Corona
b. Sinopharm
Perusahaan ini juga tengah menguji vaksin virus kedua yang tidak aktif dan dikembangkan oleh Institut Produk Biologi Beijing.
Dalam uji coba tahap 3 di Uni Emirat Arab, 5.000 orang menerima vaksin versi Institut Wuhan, sedangkan 5.000 lain menerima dari Institut Beijing.
c. Sinovac
Perusahaan swasta China Sinovac Biotech tengah menguji vaksin yang tidak aktif yang disebut CoronaVac.
Pada Juni, perusahaan mengumumkan bahwa uji coba fase 1/2 pada 743 sukarelawan menunjukkan tak ada efek samping parah, dan menghasilkan tanggapan kekebalan.
Sinovac kemudian meluncurkan uji coba tahap III di Brazil pada Juli dan satu lagi di Indonesia pada Agustus.
d. Bharat Biotech
Dewan Riset Medis India dan Institut Virologi Nasional dan Perusahaan India Bharat Biotech tengah merancang vaksin yang disebut Covaxin berdasarkan bentuk virus corona yang tidak aktif.
Perusahaan meluncurkan uji coba fase 1/2 pada Juli.
CEO Bharat menyebut vaksin akan tersedia paling cepat awal 2021.
Baca juga: Deretan Obat yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Dexamethasone hingga Hidroksiklorokuin
Infografik: Syarat Jadi Relawan Uji Klinis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.