Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Perampokan Senilai Rp 49 Miliar di Kereta Api

Kompas.com - 08/08/2020, 08:06 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 57 tahun yang lalu, tepatnya 8 Agustus 1963, terjadi sebuah perampokan besar di dalam kereta di Inggris dengan nilai sebesar 2,6 juta poundsterling atau sekitar Rp 49 miliar (1 pounds=Rp 19.000).

Peristiwa ini dikenal sebagai "Great Train Robbery".

Melansir Britannica, perampokan tersebut terjadi di dalam kereta Glasgow-London Royal Mail, dekat jembatan Bridego, London bagian utara.

Ada 15 perampok dalam peristiwa ini. Mereka mengenakan helm, topeng ski, dan sarung tangan.

Para perampok ini dibantu oleh "orang dalam" yang memberikan informasi tentang jadwal kereta dan kargo.

Selain itu, ada satu orang lainnya yang menyediakan tempat persembunyian di pedesaan, yaitu di ladang Leatherslade, Buckinghamshire.

Pemimpin dari kelompok ini adalah Bruce Reynolds, seorang pencuri dan perampok bersenjata yang terkenal.

Baca juga: Kronologi Seorang Pengusaha Rekayasa Perampokan, Takut Ditagih Utang hingga Tusuk Dada Sendiri

Kronologi perampokan

Kejadian bermula saat para perampok menghentikan kereta dengan mematikan sinyal jalur hijau dan menyalakan sinyal merah dengan baterai.

Petugas pemadam kebakaran kereta pun pergi untuk menyelidikinya. Namun, ia ditangkap oleh perampok. 

Petugas ini tidak terluka, tetapi teknisinya terluka parah karena pukulan di kepala.

Gerbong kedua dari kereta ini, biasanya dikenal dengan HVP (High Value Packages), membawa jumlah uang yang besar dan surat yang telah terdaftar untuk disortir.

Biasanya, nilai dari paket yang dikirim hanya sekitar 300.000 poundsterling. Namun, karena akhir pekan libur Bank di Skotlandia, maka total nilai paket menjadi 2,6 juta poundsterling.

Para perampok pun membawa isi gerbong kedua kereta tersebut, atau sekitar 120 kantung, ke persembunyian mereka, dimana dibagi hasil rampasan.

Setelahnya, enam perampok ditugaskan untuk membakar tempat itu. Namun, mereka melakukan kesalahan hingga polisi menemukan sidik jari dari semua perampok.

Lima hari setelah perampokan, para polisi menemukan tempat persembunyian kelompok tersebut. 

Akibatnya, 12 dari 15 perampok ditangkap, dihukum, dan dimasukkan ke penjara.

Baca juga: Bagaimana Cara Amonium Nitrat Dapat Menciptakan Ledakan di Lebanon?

Hukuman

Tiga dari tersangka ditangkap sehubungan dengan Perampokan Kereta Api Besar meninggalkan pengadilan dengan selimut menutupi kepala mereka, 1963.
Britannica/AP Tiga dari tersangka ditangkap sehubungan dengan Perampokan Kereta Api Besar meninggalkan pengadilan dengan selimut menutupi kepala mereka, 1963.

Kasus perampokan ini menarik perhatian warga Inggris saat itu. Penghukuman pun dilakukan di Aylesbury Assizes di awal tahun 1964.

Saat itu, para perampok pun sempat mengajukan banding.

Selain itu, satu orang pelaku, Ronnie Biggs sempat melarikan diri dari penjara pada tahun 1965. Ia menjalani operasi plastik untuk mengubah wajahnya.

Biggs pun kabur ke Paris, Perancis kemudian Australia, hingga Brasil.

Ia kembali ke Inggris pada tahun 2001 dan berhasil ditangkap.

Pada kasus ini, detektif yang bertugas adalah Jack Slipper. Setelah peristiwa tersebut, ia masih terus memburu para perampok yang melarikan diri.

Slipper juga melacak larinya Ronnie Biggs hingga ke Brasil.

Sementara itu, pada tahun 1968, pemimpin perampokan ini, Bruce Reynolds, akhirnya ditangkap di Torquay.

Ia diketahui menggunakan nama samaran atau alias, yaitu Keith Hiller.

Reynolds pun dihukum hingga 25 tahun penjara. 

Baca juga: Mengapa Seseorang Bisa Tiba-tiba Sedih saat Musim Dingin?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com