Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Skema Ponzi, Modus Investasi Bodong yang Banyak Makan Korban

Kompas.com - 05/08/2020, 06:03 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Pada skema ini investor yang lebih awal mendapatkan hasil dari setoran investasi para investor yang masuk belakangan.

Skema ini, biasanya berkedok usaha, tapi uang dari investor tidak murni dijadikan sebagai modal usaha.

Sebaliknya, uang dari investor justru dipakai untuk membayar keuntungan yang dijanjikan pada investor yang telah bergabung sebelumnya.

"Investor yang datang belakangan bagaimana? dia dapat untung juga dari investor berikutnya, dan begitu seterusnya," kata Gozali.

Dia menyebut, ada beberapa ciri-ciri umum skema Ponzi yang bisa dikenali, yaitu:

  • Menjanjikan imbal hasil fixed atau tetap tiap bulan
  • Menjanjikan imbal hasil sangat tinggi (>2 persen per bulan)
  • Usahanya tidak jelas, tidak memiliki skala ekonomi yang jelas berapa modal yang diperlukan.
  • Investor lama diajak untuk menggaet investor baru dan mendapat bonus tambahan lagi dari situ

Pada intinya, Gozali mengatakan bahwa investasi harus masuk akal.

"Kalau minta modal terus tidak jelas maksimal berapa modal yang diterima, itu sudah jelas nggak masuk akal. Kalau kasih hasil luar biasa tinggi, padahal bisnisnya biasa aja, ya nggak masuk akal juga kan," kata Gozali.

Baca juga: Bahaya Investasi Bodong dengan Skema Ponzi

Tips berinvestasi

Selain meminta masyarakat untuk tidak percaya dengan iming-iming investasi bodong, Gozali juga memberikan beberapa saran bagi mereka yang akan mulai berinvestasi di tengah ancaman resesi ekonomi yang saat ini mengintai Indonesia.

Di produk keuangan, Gozali menyebut pada saat seperti ini lebih menarik berinvestasi pada produk yang menghasilkan fixed income, misalnya obligasi, sukuk, dan deposito.

"Untuk saham harus selektif sekali pilih sektor atau emiten yang tetap positif di masa resesi," kata Gozali.

Sementara itu, untuk investasi di sektor riil, Gozali menyarankan ada baiknya dikurangi terlebih dulu atau minimal ditinjau ulang, apakah sektor usahanya terdampak parah atau tidak.

Jika masih ingin berinvestasi di sektor riil, ia menyarankan ada baiknya berinvestasi emas.

"Emas malah makin menarik di saat ekonomi memburuk. Harga emas biasanya naik tinggi saat terjadi krisis ekonomi," kata Gozali.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 8 Cara Mudah Menabung Setiap Hari

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com