Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Seseorang Bisa Tiba-tiba Sedih saat Musim Dingin?

Kompas.com - 04/08/2020, 20:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasa tiba-tiba sedih saat musim dingin? Jika iya, Anda tidak sendiri.

Pimpinan penasihat klinis di Beyond Blue, Dr Grant Blashki, mengatakan bahwa kondisi tersebut dapat menjadi penanda "winter blues".

"Sebagian kecil orang mengalaminya dan mempengaruhi perasaan dalam waktu yang lebih lama dan teratur, yang kita sebut sebagai seasonal affective disorder (SAD)," kata Dr Blashki sebagaimana dikutip ABCSelasa (4/8/2020).

Apa itu SAD?

Direktur Pusat Kesehatan Mental di Swinburne University, Profesor Greg Murray menggambarkan SAD sebagai sebuah jenis depresi klinis dimana seseorang mengalami "episode depresif berulang" saat musim dingin.

Meskipun lebih umum terjadi di daerah beriklim dingin seperti belahan bumi utara, kondisi ini juga dapat dialami oleh sejumlah orang di belahan bumi lain. 

Biasanya, kondisi tersebut dialami oleh orang-orang di negara yang memiliki empat musim.

Sementara, Profesor Ian Hickie, Co-Direktur Kesehatan dan Kebijakan Pusat Otak dan Pikiran University of Sidney, mengatakan bahwa kondisi yang dialami sejumlah orang tersebut merupakan "kondisi mirip hibernasi".

"Kondisi tersebut mungkin adalah kondisi yang sama dengan beruang dan hewan lain saat melakukan hibernasi," ujarnya.

Saat fase ini terjadi, dihasilkan energi yang rendah dan perasaan yang tidak enak hingga musim semi tiba.

Ada beberapa gejala yang ditunjukkan saat seseorang mengalami SAD. Misalnya, lesu di pagi hari, sulit tidur, suasana hati menjadi tertekan, mudah marah, atau mudah tersinggung.

Baca juga: Sampai Kapan Suhu Dingin Dirasakan di Sejumlah Daerah Indonesia?

Apa penyebab SAD?

"Harus ada lebih banyak penelitian yang dilakukan soal SAD, tetapi teori yang paling didukung adalah bahwa penurunan paparan sinar matahari adalah penyebab utama," ungkap Dr Blashki.

Menurut Profesor Hickie, ada pengatur jam tubuh di belakang mata yang disebut sebagai suprachiasmatic nucleus atau SCN.

"Sat itu (SCN) merespons sinyal cahaya melalui mata dan itulah yang mengatur jam tubuh Anda," jelasnya.

Gangguan pada jam tubuh, dalam hal ini, yang disebabkan oleh perubahan jumlah cahaya yang mencapai SCN dapat menjadi penyebab perubahan suasana hati.

Perubahan jam tubuh ini pun menjelaskan timbulnya gangguan depresi seperti SAD yang dialami sebagian orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Memahami Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN, Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Penelitian Ungkap Sebagian Kota Besar di China Terancam Tenggelam pada 2120

Tren
LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

LINK Live Streaming Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Mulai Pukul 10.00 WIB

Tren
Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Ramai soal Lowker untuk Lansia, Praktisi Apresiasi sebagai Pemberdayaan Strategis dan Inklusif

Tren
Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal di Usia 96 Tahun

Tren
Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Benarkah Rupiah Melemah Bisa Menyebabkan Inflasi di Indonesia? Ini Kata Pakar

Tren
Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Daftar Sementara Atlet Indonesia yang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Sudah 17 Orang

Tren
Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Duduk Perkara TikToker Galihloss Ditangkap Polisi

Tren
TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

TPA Terbesar di India Kebakaran Selama 24 Jam, Keluarkan Asap Beracun

Tren
5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

5 Efek Samping Menahan Buang Air Kecil Terlalu Lama

Tren
Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Sup di Jepang Berumur 79 Tahun Tetap Nikmat dan Aman Dimakan, Apa Rahasianya?

Tren
5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

Tren
Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

[POPULER TREN] Musim Kemarau Diprediksi Mundur Mei | Prakiraan Cuaca BMKG 23-24 April

Tren
Magnum Indonesia Pastikan Produk Es Krimnya Aman Dikonsumsi

Magnum Indonesia Pastikan Produk Es Krimnya Aman Dikonsumsi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com