Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Jawa Timur Sudah Melewati Puncak Pandemi Covid-19?

Kompas.com - 30/07/2020, 19:55 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angka kasus infeksi di Jawa Timur saat ini sedang mengalami penurunan dibandingkan beberapa waktu sebelumnya.

Dengan penurunan ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengklaim daerahnya telah melewati puncak pandemi Covid-19.

"Jatim terlihat mencapai puncak kasus di minggu kedua Juli, namun selanjutnya konsisten menurun hingga minggu ketiga dengan penurunan kasus baru sebanyak 33, 4 persen," kata Khofifah, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (28/7/2020).

Menurut dia, penurunan kasus itu dibarengi dengan meningkatnya persentasi pasien Covid-19 yang sembuh di Jawa Timur dan melebihi rata-rata nasional.

Khofifah berharap Jawa Timur tidak mengalami gelombang kedua virus corona dan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Khofifah: Puncak Pandemi Covid-19 di Jatim Sudah Dilewati, Sekarang PR Turunkan Kematian 

Data terakhir kasus di Jawa Timur, hingga Kamis (30/7/2020), tercatat 21.772 kasus. Dari angka itu, sebanyak 1.677 meninggal dunia, dan 14.064 orang sembuh.

Benarkah kasus virus corona di Jatim telah melewati puncaknya?

Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo menganggap klaim Khofifah tersebut wajar.

Sebab, klaim tersebut berdasarkan laporan kasus yang diumumkan setiap hari.

"Mungkin Bu Gubernur ini melihatnya dari kasus harian yang diumumkan setiap hari. Memang kalau melihatnya dari situ, ya sepertinya beberapa hari yang lalu sudah puncak dan sudah turun," kata Windhu kepada Kompas.com, Kamis (30/7/2020).

Akan tetapi, Windhu mengatakan, puncak pandemi Covid-19 hanya bisa diketahui melalui kurva epidemiologi, bukan laporan kasus harian.

Sebab, tingginya kasus harian itu bisa saja dimungkinkan oleh penumpukan spesimen dan hasil tes.

Penumpukan spesimen itu terjadi karena ketersediaan reagan yang terbatas.

"Yang harus dilihat ya kurva epidemiologi dengan melihat kurva harian yang didasarkan pada onset, yaitu tanggal ketika orang positif pertama kali merasakan gejala," jelas dia.

Sejumlah ibu hamil di Kota Surabaya, Jawa Timur, mrnjalani tes swab yang difasilitasi Pemerintah Kota Surabaya untuk mencegah penyebaran virus corona baru atau Covid-19 di Kota Pahlawan.Dok. Pemkot Surabaya Sejumlah ibu hamil di Kota Surabaya, Jawa Timur, mrnjalani tes swab yang difasilitasi Pemerintah Kota Surabaya untuk mencegah penyebaran virus corona baru atau Covid-19 di Kota Pahlawan.
Jika berdasar pada onset itu, Jawa Timur saat ini masih berada dalam fase plato (datar), bukan menurun.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar dan Kalsel 29 Juli 2020

Dengan kondisi tersebut, masih sangat mungkin terjadi kenaikan kasus Covid-19 di Jawa Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Lolos ke Semifinal Piala Asia U23 2024, Indonesia Hentikan Rekor Korsel Lolos ke Olimpiade

Tren
6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

6 Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Mengonsumsi Kafein, Siapa Saja?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com