Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok 18 Fenomena Astronomi yang Akan Terjadi pada Agustus 2020, Apa Saja?

Kompas.com - 30/07/2020, 15:31 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setidaknya terdapat 18 fenomena astronomi yang akan terjadi pada Agustus 2020 nanti.

Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antarikas (Lapan) Andi Pangerang mengatakan, dari 18 fenomena astronomi tersebut, hanya 1 yang tidak dapat dilihat.

"Ada salah satu fenomena yang tidak bisa diamati, Seperti konjungsi Bulan-Merkurius. Hal ini karena Merkurius terlalu redup ketika masih senja," kata Andi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/7/2020).

Sehingga, lanjut Andi, 17 fenomena sisanya, dapat disaksikan dengan mata telanjang maupun binokuler/kekeran dan teleskop.

Baca juga: Catat, Asteroid Berukuran 2,5 Kali Besar Monas Akan Dekati Bumi Petang Ini

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Fenomena Astronomi bulan AGUSTUS 2020 Minggu PERTAMA (1-8 Agustus 2020). Apa saja sih Fenomena nya? . 1 Agustus: Posisi Tertinggi Venus ketika Matahari Terbit 1-3 Agustus: Tripel Konjungsi Bulan - Saturnus - Jupiter 3 Agustus: Perihelion Mars (Titik terdekat Mars dengan Matahari) 3-4 Agustus: Fase Bulan Purnama 6 Agustus: Perihelion Merkurius (Titik terdekat Merkurius dengan Matahari) . Info lengkapnya, swipe swipe swipe Tunggu postingan minggu depan ya untuk Fenomena Astronomi Agustus Minggu KEDUA! #pussainsa #pussainsalapan #lapan #antariksa #sains #sainsantariksa #fenomena #fenomenaastronomi #fenomenaastronomiagustus2020 #astronomi #agustus2020 #kalenderastronomi #kalenderastronomi2020 #kalenderastronomiagustus2020

Sebuah kiriman dibagikan oleh Pusat Sains Antariksa LAPAN (@pussainsa_lapan) pada 29 Jul 2020 jam 3:00 PDT

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya NASA dan Perlombaan Ruang Angkasa...

Berikut fenomena astronomi yang akan terjadi pada Agustus 2020:

1 Agustus: posisi tertinggi Venus ketika Matahari terbit

Andi mengatakan, fenomena astronomi pertama di Agustus yakni Venus mengalami posisi yang tertinggi ketika Matahari terbit.

"Venus akan berada di ketinggian 42,1 derajat di atas ufuk ketika Matahari terbit (pukul 06.01 WIB) dan merupakan ketinggian tertinggi untuk ketampakan Venus ketika pagi," jelas Andi.

Venus terletak di konstelasi Taurus dan tampak seperti sabit dengan iluminasi 43 persen, magnitudo -4,4 dan lebar sudut 27,4 detik busur (1/70 kali lebar sudut Matahari).

Venus berada di arah Timur Laut (azimut 56 derajat) dan terletak di 22 derajat utara Matahari.

Baca juga: Cara Sederhana Membuat Kacamata Matahari untuk Melihat Gerhana

1-3 Agustus: tripel konjungsi Bulan-Jupiter-Saturnus

Kemudian, kata Andi, fenomena astronomi yang kedua di Agustus yakni tripel konjungsi Bulan-Jupiter-Saturnus.

"Selama tiga hari berturut-turut sejak 1 hingga 3 Agustus malam hari, Bulan akan berkonjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus," papar Andi.

Mula-mula, lanjutnya, Bulan akan tampak lebih tinggi dibandingkan Jupiter dan Saturnus ketika malam hari, serta membentuk garis lurus.

Keesokan harinya, Bulan tampak lebih 'dekat' terhadap Jupiter ketika fajar.

"Malam harinya, Bulan tampak lebih 'dekat' terhadap Saturnus dan semakin menjauhi Jupiter. Keesokan harinya, Bulan menjauhi Saturnus dan Jupiter," ungkap Andi.

Fenomena ini dapat dilihat dari arah Timur-Menenggara hingga Barat-Barat Daya.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Yuri Gagarin Jadi Manusia Pertama di Luar Angkasa

3 Agustus: perihelion Mars

Andi menuturkan, Mars akan mencapai titik terdekat dengan Matahari (perihelion) pada pukul 16.02 WIB dengan jarak 1,38 sa (206,5 juta kilometer).

Akan tetapi, Mars baru dapat diamati sejak pukul 23.00 WIB dari arah Timur Laut dan berkulminasi keesokan harinya pada pukul 04.16 WIB di arah Utara dengan ketinggian 79 derajat.

"Mars akan tampak di konstelasi Pisces dengan iluminasi 86,7 persen, magnitudo -1,1 dan lebar sudut satu per empat menit busur," kata Andi.

Orbit Mars yang lebih lonjong dibandingkan orbit Bumi membuat perihelion Mars lebih pendek 10,5 persen terhadap jarak rata-rata Mars ke Matahari.

Kemudian, Andi melanjutkan, perihelion Mars terjadi rata-rata setiap 687 hari sekali.

Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan

3-4 Agustus: fase Bulan Purnama

Puncak Purnama akan terjadi pada tanggal 3 Agustus pukul 22.58 WIB dengan lebar sudut 30,6 menit busur dan berjarak 383.961 kilometer dari Bumi.

"Bulan teretak di rasi Capricornus dan dapat disaksikan dari arah Tenggara hingga Barat Daya," jelas dia.

Andi mengungkapkan, Bulan purnama ini dinamai Purnama Sturgeon dikarenakan pada waktu tersebut, ikan Sturgeon (ikan penghasil kaviar) muncul ke permukaan danau dan mudah ditangkap.

Nama lain dari purnama ini adalah Purnama Jagung Hijau (Green Corn Moon), Purnama Ceri Hitam (Black Cherry Moon) dan Purnama Terbang Tinggi (Flying Up Moon).

Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?

6 Agustus: perihelion Merkurius

Merkurius akan mencapai titik terdekat dengan Matahari (perihelion) pada pukul 10.37 WIB dengan jarak 46,4 juta kilometer.

Akan tetapi, Merkurius sulit diamati dengan mata telanjang sebelum Matahari terbit, mengingat ketinggian Merkurius lebih rendah dari 6 derajat ketika fajar bahari/nautika berakhir (24 menit sebelum Matahari terbit).

"Tapi, Merkurius masih dapat diamati dengan teleskop yang teletak di konstelasi Cancer dengan iluminasi 85,2 persen, magnitudo -1,2 dan lebar sudut 5,6 detik busur," terang Andi.

Orbit Merkurius merupakan satu-satunya orbit planet terlonjong di Tata Surya yang mana titik perihelionnya 43 persen lebih pendek dibandingkan jarak rata-rata Merkurius ke Matahari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com