Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok 18 Fenomena Astronomi yang Akan Terjadi pada Agustus 2020, Apa Saja?

Kompas.com - 30/07/2020, 15:31 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

17 Agustus: Konjungsi Superior Merkurius

Tepat di hari kemerdekaan Indonesia ke-75, Merkurius mengalami konjungsi superior terhadap Matahari.

Hal ini dapat menandai berakhirnya visibilitas Merkurius ketika fajar dan mengawali visibilitas Merkurius ketika senja beberapa pekan ke depan.

"Jarak pisah antara Merkurius dengan Matahari hanya 1,75 persen, hal ini karena orbit Merkurius tidak tepat berimpit dengan ekliptika," papar Andi.

Merkurius juga mengalami apogee dengan jarak 1,35 sa (202 juta kilometer) dari Bumi sehingga lebar sudut Merkurius menjadi sangat kecil, hanya 1/12 menit busur meskipun permukaan Merkurius yang menghadap Bumi menjadi tersinari seluruhnya. Kejadian ini berulang setiap 116 hari sekali.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Ham, Simpanse Pertama di Luar Angkasa

19 Agustus: fase Bulan baru

Bulan memasuki fase Konjungsi atau Bulan Baru pada 16 Agustus 2020 pukul 09.41 WIB dengan jarak 362655 kilometer dari Bumi dan lebar sudut 32,5 menit busur.

Bulan terletak di konstelasi Leo bersama dengan Matahari dan Merkurius.

Bulan baru kali ini dapat disebut sebagai Black Moon karena merupakan Bulan baru ketiga dari empat Bulan baru dalam satu musim astronomis, dalam hal ini musim dingin di belahan Selatan yang dimulai ketika Solstis Juni dan berakhir ketika Ekuinoks September.

Baca juga: Mengenal Fenomena Strawberry Moon yang Akan Muncul pada 6 Juni

19 Agustus: Konjungsi Bulan-Merkurius

Puncak Konjungsi Bulan-Merkurius terjadi pada pukul 15.20 WIB dengan sudut pisah terkecil 2,8 derajat.

Kendati demikian, fenomena ini tidak dapat disaksikan bahkan ketika Matahari terbenam ketika sudut pisahnya 3,1 derajat.

"Hal ini dikarenakan posisi Merkurius masih terlalu dekat dengan Matahari," kata Andi.

Ketika Bulan berkonjungsi dengan Merkurius, Bulan memasuki fase Bulan baru dengan iluminasi 0,2 persen dan lebar sudut 32,6 menit busur, sedangkan Merkurius masih berkonjungsi superior dengan Matahari pada jarak 52,9 juta km dengan iluminasi 99,6 persen dan lebar sudut 4,9 detik busur.

Baca juga: Mengenang Alexei Leonov, Manusia Pertama yang Berjalan di Luar Angkasa

21 Agustus: Perigee Bulan

Bulan akan berada pada titik terdekat dari Bumi (perigee) pada pukul 17.49 WIB dengan jarak 360.300 kilometer, iluminasi 7,6 persen (fase Sabit Awal) dan lebar sudut 32,9 menit busur.

"Bulan terletak di manzilah Awwa (Auva, Lambda Virginis) di konstelasi Virgo ketika perigee," jelas Andi.

Beberapa tempat seperti Jakarta, Bandung, Sumedang, Garut dan Pontianak akan menyaksikan perigee Bulan ketika terbenamnya Matahari.

Sedangkan wilayah di sebelah Timur kelima kota tersebut akan menyaksikan perigee Bulan pada jam yang sama setelah terbenamnya senja (baik sipil, bahari maupun astronomis).

Sementara itu, wilayah di sebelah Barat kelima kota tersebut baru dapat menyaksikan perigee Bulan setelah Matahari terbenam. 

Baca juga: Berikut Analisis Lapan soal Banjir di Luwu Utara

26 Agustus: fase Perbani awal

Puncak fase perbani awal akan terjadi pada 11 Agustus 2020 pukul 00.57 WIB.

Bulan berjarak 374.882 kilometer dari Bumi dan akan tampak dengan lebar sudut 32 menit busur.

"Ketika fase perbani akhir, Bulan akan terbit di sekitar tengah hari di arah Timur-Menenggara dan berkulminasi di arah Selatan ketika Matahari terbenam," ucap Andi.

Bulan terbenam di arah Barat-Barat Daya di sekitar tengah malam. Bulan berada di Manzilah Iklil (Dschubba, Delta Scorpii) di konstelasi Scorpius.

Baca juga: Rilis Pentagon, Penampakan UFO dan Sejak Kapan Mulai Dibicarakan?

28-30 Agustus: tripel konjungsi Bulan-Jupiter-Saturnus

Selama tiga hari berturut-turut sejak 28 hingga 30 Agustus malam hari, Bulan akan berkonjungsi tripel dengan Jupiter dan Saturnus.

Mula-mula, Bulan akan tampak lebih tinggi dibandingkan Jupiter dan Saturnus ketika malam hari, serta membentuk garis lurus.

Keesokan harinya, Bulan tampak lebih 'dekat'' terhadap Jupiter ketika dini hari. Malam harinya, Bulan tampak lebih 'dekat' terhadap Saturnus dan semakin menjauhi Jupiter.

Keesokan harinya, Bulan berkonjungsi dengan Saturnus dan semakin menjauhi Jupiter. Malam harinya, Bulan menjauhi Saturnus dan Jupiter.

"Fenomena ini dapat dilihat dari arah Timur-Menenggara hingga Barat-Barat Daya," pungkas dia.

Baca juga: UFO Diduga Muncul di Jepang, Ini Sejarah Kemunculannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com