Uji coba vaksin melibatkan 1.077 orang berusia 18-55 tahun tanpa riwayat infeksi coronavirus.
Penelitian berlangsung di lima rumah sakit Inggris mulai akhir April hingga akhir Mei. Peserta menerima vaksin Covid-19 atau vaksin meningitis.
Vaksin dari Oxford itu dibuat untuk menginduksi keduanya, sehingga dapat menyerang virus ketika beredar di dalam tubuh, serta menyerang sel yang terinfeksi.
Tidak ada efek samping serius yang terkait dengan vaksin. Kelelahan dan sakit kepala adalah reaksi yang paling sering dilaporkan.
Efek samping umum lainnya termasuk rasa sakit di tempat suntikan, sakit otot, malaise, kedinginan, rasa panas, dan demam.
Baca juga: CDC Tambahkan 6 Gejala Baru Virus Corona, Apa Saja?
Dilansir India TV News, (20/7/2020), tim uji coba vaksin coronavirus Universitas of Oxford mengungkapkan vaksin itu bisa tersedia paling awal September.
Ketua Komite Etika Penelitian Berkshire, yang menyetujui uji coba Oxford, David Carpenter, mengatakan meskipun tanggalnya belum diketahui, tapi dengan bekerja sama bersama perusahaan farmasi besar, vaksin itu bisa tersedia secara luas sekitar bulan September.
Vaksin itu dikembangkan oleh Jenner Institute, didukung oleh pemerintah Inggris dan AstraZeneca yang akan mendukung tahap produksi.
Potensi vaksin coronavirus Oxford telah dilisensikan ke AstraZeneca.
Baca juga: Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?