Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Komentar Tak Senonoh Murid Baru Saat MPLS Online, Ini Kata Pengamat

Kompas.com - 15/07/2020, 20:55 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengenai salah satu kegiatan MPLS viral di Twitter setelah mendapat komentar-komentar tidak senonoh dari para murid, Senin (13/7/2020).

Unggahan yang dibuat oleh akun Twitter @PenjahatGunung tersebut memuat tangkapan layar dari akun instagram @smkn4kotabogor yang mengadakan live instagram terkait kegiatan MPLS.

MPLS merupakan kependekan dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah yang dikenal sebagai Masa Orientasi Siswa atau Masa Orientasi Peserta Didik Baru.

Hal itu merupakan sebuah kegiatan yang umum dilaksanakan di sekolah setiap awal tahun ajaran guna menyambut kedatangan para peserta didik baru.

Twit tersebut mengunggah beberapa tangkapan layar dengan menyertakan narasi:

"Not funny at all dude"

Dalam foto itu beberapa murid menulis kata-kata tidak senonoh dalam kolom komentar.

Hingga kini, unggahan tersebut telah di-retweet sebanyak lebih dari 13.000 kali dan telah disukai sebanyak lebih dari 35.200 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Masih Tinggi, MPLS di Jateng Belum Boleh Tatap Muka

Tanggapan pengamat pendidikan

Pengamat Pendidikan Ina Liem menanggapi twit tersebut terkait dengan pendidikan karakter yang belum berhasil.

"Memang ini tantangan guru dalam mendidik karakter siswa di era digital. Sopan santun seharusnya tidak hanya diajarkan ditataran offline karena sekarang anak-anak tidak berkomunikasi secara tatap muka saja," ujarnya pada Kompas.com, Rabu (15/7/2020).

Terkait anak yang berkata tidak senonoh, Ina mengatakan perlu mengecek apakah akun anak tersebut kena hack atau tidak.

Orang yang membuat screenshot atau tangkapan layar dan menyebarkannya di sosial media juga perlu diajak diskusi.

Jika akun anak-anak tersebut di-hack, penyebar bisa kena pencemaran nama baik. Jika ternyata tidak di-hack, anak-anak tersebut perlu dipanggil guru BK.

"Dalam pendidikan hukuman itu sangat perlu, meskipun tidak boleh berbentuk siksaan fisik seperti pukulan atau tendangan dan lain-lain," kata dia. 

Baca juga: MPLS Tatap Muka SMA/SMK di Kota Tegal Tidak Dilanjutkan

Lanjutnya, hukuman tetap perlu supaya anak belajar bertanggung jawab atas perbuatannya. Hukuman tidak hanya diberikan pada yang mengucapkan, tapi juga yang ikut sorak-sorak, cekikikan, dan lainnya yang mendukung turut dihukum.

Ina mengatakan, selama ini orang-orang hanya minta maaf lalu dianggap damai dan selesai.

"Salah ini, yang salah dimaafkan, tapi harus tanggung jawab. Tidak berhenti di hukuman. Setelah itu proses konseling. Pendidikan karakter itu proses, tidak bisa instan," kata dia.

Selain dihukum, penting juga mencari tahu masalahnya. Seringkali anak mencari perhatian karena punya masalah di rumah atau dalam pertemanan.

Jadi, selain dihukum, perlu diberi bimbingan konseling. Ina mengatakan, biasanya anak-anak itu kurang kasih sayang di rumah.

"Tapi kita jangan pula buru-buru menghakimi ortunya. Kondisi ortu juga kadang menyedihkan dan butuh bimbingan konseling juga sih," kata Ina.

Dia mengatakan, kemampuan berempati anak sekarang berkurang karena gadget.

Baca juga: MPLS di Jatim Harus Kreatif dan Inovatif, Ini Tujuannya

Dulu, saat menunggu sesuatu misalnya, saat belum ada gadget, anak dilatih untuk beramah-tamah dengan orang-orang di sekitar. Sekarang, saat menunggu semua pegang gadget masing-masing.

Lanjutnya, komunikasi di dunia maya selama ini belum banyak dimasukkan dalam pembelajaran di sekolah.

Bukan berarti menambahkan satu mata pelajaran khusus, tapi pendidikan karakter itu perlu dimasukkan ke dalam pelajaran yang diajarkan guru sehari-harinya.

Menurutnya, pendidikan dasar dan menengah fokusnya di pendidikan karakter. Sementara itu pendidikan karakter tanggung jawab bersama antara ortu dan guru.

Tapi dalam kenyataannya ada orangtua yang ekonominya sulit sehingga waktu lebih banyak dipakai untuk cari uang.

Ada orang tua yang terlalu sibuk dengan masalah mereka sendiri, sehingga tidak ideal dalam mendidik anak.

"Kalau ortu dan guru sama-sama berperan dengan baik, memang ideal sekali. Tapi kondisi ideal tidak selalu bisa dicapai dengan kondisi keluarga yang tadi saya sampaikan," kata Ina.

Baca juga: Tak Ada Juknis dari Pemerintah, Penyelenggaraan MPLS Disebut Tanpa Standar yang Jelas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com