Sementara, pada pasien perawatan kritis, obat steroid dexamethason juga telah digunakan untuk meredam reaksi kekebalan tak terkendali yang dapat merusak organ.
“Ini mungkin menjadi faktor kunci, tetapi tidak mungkin untuk menjelaskan tingkat kematian yang menurun,” ujar Prof Heneghan.
Sebab lain, para peneliti juga mengatakan ada kemungkinan karena saat ketegangan virus telah mulai reda, pasien-pasien dapat diterima tanpa melebihi ambang batas perawatan rumah sakit sebagaimana yang terjadi saat puncak epidemi.
Sehingga, kecil kemungkinan pasien-pasien tersebut untuk meninggal.
Peneliti juga menduga virus itu telah lebih dulu menginfeksi orang-orang yang rentan dan kini meninggalkan orang-orang yang berisiko lebih rendah untuk terinfeksi.
Kemungkinan lanjutan adalah sekelompok pasien lebih memilih tinggal di rumah sakit lebih lama, tidak dipulangkan tapi juga tidak menyerah dari virus.
Selain itu musim panas juga dianggap memainkan peran protektif dimana penyakit yang beredar cenderung lebih sedikit dan lebih banyak sinar matahari.
Baca juga: Catatan WHO Soal Covid-19 di Indonesia: Kapasitas Tes Masih Rendah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.