Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Pernyataan WHO soal Penyebaran Virus Corona di Udara: Dulu Dibantah, Kini Diakui

Kompas.com - 11/07/2020, 12:21 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polemik mengenai virus corona yang dapat menyebar di udara, terus menggema pada akhir-akhir ini.

Hal itu lantaran adanya pernyataan resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa virus corona dapat bertahan lama di udara dalam ruang tertutup.

Tak cuma pernyataan belaka, WHO juga menyertakan bukti bahwa inti tetesan (aerosol) yang keluar ketika menguap, bernapas, dan berbicara mengandung RNA SARS-CoV-2.

Baca juga: Indonesia Disebut Masuk Fase Berbahaya, Kapan Pandemi Akan Berakhir?

Pernah dibantah WHO

Jauh sebelum munculnya polemik ini, WHO sendiri juga pernah membahas hal ini dan secara tegas juga membantahnya.

Diberitakan Kompas.com (30/3/2020), ketika itu diberitakan isu mengenai virus corona dapat berpotensi menular melalui udara atau airborne dan mampu bertahan selama 8 jam di udara.

Secara tegas WHO menyanggah hal itu melalui akun Instagram resminya di @who.

Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021

Dalam akun tersebut tertulis di keterangan postingan terbaru WHO bahwa faktanya virus corona Covid-19 tidak menular melalui airborne atau udara.

Baca juga: Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?

WHO menegaskan, Covid-19 menular melalui droplet atau percikan yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.

Menurut WHO, droplet tersebut terlalu berat untuk bisa bertahan di udara sehingga akan langsung jatuh ke lantai atau permukaan sesuatu.

"Kamu bisa saja tertular virus jika berada dalam rentang jarak 1 meter dari penderita Covid-19," kata WHO, dikutip dari Instagramnya pada Senin (30/3/2020).

Baca juga: Bagaimana Kemungkinan Flu Babi Baru G4 Menular pada Manusia?

Kini diakui

Sebuah foto yang diambil pada akhir 29 Mei 2020 menunjukkan tanda Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di kantor pusat, di Jenewa, di tengah wabah COVID-19, yang disebabkan oleh virus corona.FABRICE COFFRINI / AFP Sebuah foto yang diambil pada akhir 29 Mei 2020 menunjukkan tanda Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di kantor pusat, di Jenewa, di tengah wabah COVID-19, yang disebabkan oleh virus corona.

Empat bulan berselang, tepatnya pada 7 Juli 2020, WHO akhirnya mengakui bahwa penyebaran virus corona dapat melalui udara atau airborne.

"Kami mengakui bahwa ada bukti yang muncul di bidang ini... Karena itu kami percaya bahwa kami harus terbuka terhadap bukti ini dan memahami implikasinya," Profesor WHO, Benedetta Allegranzi.

Lebih dari 200 ilmuwan meminta WHO untuk mengakui Covid-19 dapat menyebar di udara. Hal itu juga dapat mengubah beberapa langkah yang diambil untuk menghentikan pandemi ini.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

WHO kemudian meresponsnya dengan serius dibuktikan dengan dikeluarkannya pernyataan resmi pada Kamis (9/7/2020).

WHO secara resmi mengeluarkan pernyataan bahwa virus corona dapat bertahan lama di udara dalam ruang tertutup.

Rilis resmi WHO dapat dicek di sini.

Baca juga: Deretan Produk yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Obat Herbal hingga Kalung Antivirus Corona

 

WHO menyebut, udara yang dikeluarkan oleh penderita Covid-19 memungkinkan transmisi virus melalui aerosol.

Anggapan tersebut menunjukkan bahwa sejumlah tetesan pernapasan menghasilkan aerosol mikroskopis ketika menguap, bernapas, dan berbicara.

"Dengan demikian, seseorang dapat terinfeksi virus ketika menghirup aerosol yang memiliki proporsi cukup untuk menyebabkan infeksi," demikian pernyataan WHO, seperti dikutip Kompas.com dari laman resmi WHO, Jumat (10/7/2020).

Baca juga: Melihat Kondisi Mumbai, Kota Paling Terpukul Covid-19 di India...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Pandemi Covid-19. Arti Zona Merah, Oranye, Kuning, dan Hijau

(Sumber: Kompas.com/Gloria Setyvani Putri, Virdita Rizki Ratriani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com