KOMPAS.com - Polemik mengenai virus corona yang dapat menyebar di udara, terus menggema pada akhir-akhir ini.
Hal itu lantaran adanya pernyataan resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa virus corona dapat bertahan lama di udara dalam ruang tertutup.
Tak cuma pernyataan belaka, WHO juga menyertakan bukti bahwa inti tetesan (aerosol) yang keluar ketika menguap, bernapas, dan berbicara mengandung RNA SARS-CoV-2.
Baca juga: Indonesia Disebut Masuk Fase Berbahaya, Kapan Pandemi Akan Berakhir?
Jauh sebelum munculnya polemik ini, WHO sendiri juga pernah membahas hal ini dan secara tegas juga membantahnya.
Diberitakan Kompas.com (30/3/2020), ketika itu diberitakan isu mengenai virus corona dapat berpotensi menular melalui udara atau airborne dan mampu bertahan selama 8 jam di udara.
Secara tegas WHO menyanggah hal itu melalui akun Instagram resminya di @who.
Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021
Dalam akun tersebut tertulis di keterangan postingan terbaru WHO bahwa faktanya virus corona Covid-19 tidak menular melalui airborne atau udara.
Baca juga: Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?
WHO menegaskan, Covid-19 menular melalui droplet atau percikan yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
Menurut WHO, droplet tersebut terlalu berat untuk bisa bertahan di udara sehingga akan langsung jatuh ke lantai atau permukaan sesuatu.
"Kamu bisa saja tertular virus jika berada dalam rentang jarak 1 meter dari penderita Covid-19," kata WHO, dikutip dari Instagramnya pada Senin (30/3/2020).
Baca juga: Bagaimana Kemungkinan Flu Babi Baru G4 Menular pada Manusia?
Empat bulan berselang, tepatnya pada 7 Juli 2020, WHO akhirnya mengakui bahwa penyebaran virus corona dapat melalui udara atau airborne.
"Kami mengakui bahwa ada bukti yang muncul di bidang ini... Karena itu kami percaya bahwa kami harus terbuka terhadap bukti ini dan memahami implikasinya," Profesor WHO, Benedetta Allegranzi.
Lebih dari 200 ilmuwan meminta WHO untuk mengakui Covid-19 dapat menyebar di udara. Hal itu juga dapat mengubah beberapa langkah yang diambil untuk menghentikan pandemi ini.
Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia
WHO kemudian meresponsnya dengan serius dibuktikan dengan dikeluarkannya pernyataan resmi pada Kamis (9/7/2020).
WHO secara resmi mengeluarkan pernyataan bahwa virus corona dapat bertahan lama di udara dalam ruang tertutup.
Rilis resmi WHO dapat dicek di sini.
Baca juga: Deretan Produk yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Obat Herbal hingga Kalung Antivirus Corona
WHO menyebut, udara yang dikeluarkan oleh penderita Covid-19 memungkinkan transmisi virus melalui aerosol.
Anggapan tersebut menunjukkan bahwa sejumlah tetesan pernapasan menghasilkan aerosol mikroskopis ketika menguap, bernapas, dan berbicara.
"Dengan demikian, seseorang dapat terinfeksi virus ketika menghirup aerosol yang memiliki proporsi cukup untuk menyebabkan infeksi," demikian pernyataan WHO, seperti dikutip Kompas.com dari laman resmi WHO, Jumat (10/7/2020).
Baca juga: Melihat Kondisi Mumbai, Kota Paling Terpukul Covid-19 di India...
(Sumber: Kompas.com/Gloria Setyvani Putri, Virdita Rizki Ratriani)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.