Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons WHO dan Sejumlah Negara soal Pembatasan Haji 2020

Kompas.com - 25/06/2020, 09:49 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendukung keputusan Arab Saudi untuk membatasi jemaah dalam penyelenggaraan ibadah haji 2020.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom mengatakan, keputusan itu berdasarkan penilaian risiko di bawah bimbingan lembaga yang bermarkas di Jenewa itu.

"Keputusan ini dibuat berdasarkan penilaian risiko dan analisis skenario yang berbeda sesuai dengan pedoman WHO untuk melindungi keselamatan jemaah dan meminimalkan risiko penularan," kata Tedros, dilansir dari Alarabiyah, Rabu (24/62020).

Tedros mengakui bahwa keputusan itu tak mudah dan menimbulkan kekecewaan besar bagi banyak umat Islam yang ingin berhaji tahun ini.

Namun, hal itu harus dilakukan oleh semua negara untuk mengutamakan kesehatan.

"Ini adalah contoh lain dari pilihan sulit yang harus dilakukan semua negara untuk mengutamakan kesehatan," ujar dia.

Baca juga: Gelar Ibadah Haji di Tengah Pandemi, Arab Saudi Terapkan 8 Protokol Kesehatan

Dukungan 

Selain WHO, Organisasi Arab dan Islam juga memuji dan mendukung penuh keputusan Arab Saudi untuk tetap menyelenggarakan haji, meski dengan jumlah sangat terbatas dan hanya untuk warga mukim.

Dilansir dari Saudi Press Agency, Rabu (24/6/2929), Dewan Fatwa dan Syariah Uni Emirat Arab tak ketinggalan dalam memuji keputusan itu.

Menurut lembaga tersebut, hal yang terpenting adalah setiap jemaah mematuhi instruksi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Arab Saudi.

Sebab, Arab Saudi selaku penyelenggara haji memiliki tanggung jawab untuk menjaga para jemaah serta membantu mereka agar tetap sehat.

Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Oman menegaskan, keputusan ini menempatkan keselamatan semua jemaah sebagai prioritas utama.

Pasalnya, jumlah infeksi virus corona di dunia sampai saat ini masih terus meningkat.

Sementara itu, Dewan Imam Nasional Australia (ANIC) menekankan keputusan Arab Saudi itu untuk menjaga kepentingan dan kesehatan umat Islam.

Pembatasan haji juga dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran virus corona di tingkat lokal dan global.

Dalam sebuah pernyataannya, Menteri Urusan Agama Republik Islam Pakistan, Sheikh Noor-ul-Haq Qadri mengatakan bahwa keputusan Kerajaan itu bijaksana.

Dia mengatakan, meski ini adalah keputusan yang sulit, hal itu bertujuan untuk memastikan keselamatan manusia dan melindungi mereka dari pandemi.

Kepala Komite Hak Asasi Manusia Liga Arab Mohammed al-Dhahi juga menuturkan, keputusan Arab Saudi sejalan dengan hukum hak asasi internasional yang menempatkan perlindungan hak asasi manusia untuk hidup di atas segalanya.

Ketua Dewan Tertinggi Imam dan Urusan Islam di Brasil Dr. Abdulhameed Metwali juga menyatakan dukungan penuh atas keputusan ini yang menurutnya konsisten dengan tujuan hukum Islam, yaitu melindungi kehidupan manusia di satu sisi dan tidak mengganggu ritus di sisi lain.

Baca juga: Pelaksanaan Haji 2020 Terbatas, PBNU Harap Jemaah Haji Indonesia Tak Kecewa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com