KOMPAS.com - Sudah berbulan-bulan dunia menghadapi pandemi virus corona dan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab soal virus ini.
Namun, ada banyak hal yang juga telah lebih banyak diketahui dibanding sebelumnya.
Terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa virus corona dapat menyebar lewat udara (airborne).
"Kami tahu lebih banyak saat ini tentang bagaimana virus menginfeksi orang," kata Ahli Penyakit Menular Dr William Schaffner sebagaimana dikutip CNN, Jumat (10/7/2020).
Demam, batuk, dan napas pendek masih menjadi tanda kunci saat seseorang mungkin telah terinfeksi Covid-19.
Akan tetapi, sekarang, para ahli mengetahui gejala-gejala lain yang menunjukkan kemungkinan besar seseorang telah terpapar virus corona seperti gejala mirip flu biasa hingga gejala aneh.
Adapun seluruh gejala dapat muncul antara 2-14 hari setelah paparan virus. Para dokter pun menemukan bahwa sebagian besar orang akan menunjukkan gejala dalam waktu satu minggu.
Faktanya, menurut Schaffner, kebanyakan studi menunjukkan bahwa sepertiga atau lebih dari pasien Covid-19 tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan yang tidak disadari.
"Oleh karena itu, semua orang perlu untuk selalu mengenakan masker sebagai perlindungan, termasuk bagi orang-orang yang sehat," kata Schaffner.
Baca juga: Yang Perlu Dipahami soal Penularan Virus Corona Melalui Udara
Gejala-gejala yang ditunjukkan oleh sebagian pasien Covid-19 juga mencakup gejala-gejala yang tidak biasa, mulai dari penggumpalan darah hingga kehilangan indra penciuman.
Gejala yang langka pun terus muncul dengan semakin banyaknya orang yang kini terpapar Covid-19.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) baru-baru ini menambahkan gejala yang tidak biasa dalam tanda-tanda teratas saat seseorang mungkin terinfeksi Covid-19.
Kondisi ini juga dapat terjadi tanpa ada tanda-tanda sebelumnya seperti hidung berair.
"Apa yang disebut sebagai anosmia, yang pada dasarnya berarti kehilangan penciuman, terlihat menjadi gejala yang banyak dialami pasien," kata Kepala Koresponden Medis CNN Dr Sanjay Gupta.
Gejala ini juga tampak lebih banyak terjadi pada kasus Covid-19 ringan atau sedang dan cenderung muncul di awal penyakit.