Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Aktivitas Gunung Merapi Saat Ini...

Kompas.com - 10/07/2020, 09:19 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sebelum September 2019, jelas Agus, melalui pengamatan drone terlihat kubah lava masih utuh.

Akan tetapi, pada akhir September 2019, tak ada kubah yang terbentuk. Selain itu, muncul letusan-letusan kecil hingga saat ini yang membuat kubah lava menjadi berkurang.

Pasca letusan 21 Juni 2020, terjadi deformasi signifikan di Pos Babadan.

“Jadi sektor barat laut deformasi 3 cm sejak tanggal 22-29 Juni atau sekitar kurang dari 0,5 cm sehari,” kata dia.

Akan tetapi, potensi bahaya masih diukur dari volume kubah lava dengan radius 3 kilometer dari puncak.

Baca juga: Dua Kemungkinan soal Penggembungan pada Tubuh Gunung Merapi...

Ancaman bahaya dapat meningkat saat terjadi ekstruksi magma mencapai kecepatan 100.000 meter kubik per hari.

Jika itu terjadi, kata Agus, mungkin ada pelebaran arah ancaman tak hanya ke selatan-tenggara, tetapi juga barat-barat laut. 

“Memang terjadi pengikisan dinding puncak selatan, tetapi tak mengubah morfologi utama sehingga ancaman masih ke selatan,” ujar Agus.

“Wilayah barat laut lebih meningkat potensi bahayanya di waktu akan datang. Tapi belum nyata karna belum muncul di permukaaan, tunggu data pemantauan. Tapi sudah diantisipasi oleh BPBD sekitar Magelang,” lanjut dia.

Sementara itu, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menyebutkan, deformasi ke arah barat laut memang harus diwaspadai.

Akan tetapi, menurut dia, yang harus lebih diwaspadai adalah bukaan lava yang menuju arah Kali Gendol.

“Potensi bahaya besar masih ke Gendol. Walaupun ini masih dipantau apakah muncul ke tengah atau ke kali gendol. (Saat ini) Potensi Sleman masih ada,” ujar dia.

Ia juga menyebut kondisi Merapi saat ini kemungkinan eksplosivitasnya kecil.  

“Saat ini bahaya yang ada abu, apabila nanti ada kubah lava lagi kita antisipasi lagi,” kata Hanik.

Penggembungan wajar terjadi pada gunung api

Sementara itu, Ahli Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono mengatakan, penggembungan adalah sesuatu yang wajar pada gunung berapi, termasuk Gunung Merapi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

6 Tanda yang Menunjukkan Seseorang Cerdas Tanpa Berbicara

6 Tanda yang Menunjukkan Seseorang Cerdas Tanpa Berbicara

Tren
Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?

Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?

Tren
Mengenal Kondisi Thalasemia, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Mengenal Kondisi Thalasemia, Berikut Penyebab dan Gejalanya

Tren
Media Asing Ramai-ramai Soroti Rasisme Oknum Suporter Indonesia ke Guinea

Media Asing Ramai-ramai Soroti Rasisme Oknum Suporter Indonesia ke Guinea

Tren
Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Tren
Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com