Lalu, lanjut Tonang, memang terdapat jeda antara kapan swab diambil dengan hasil pemeriksaan. Pasalnya, PCR memang membutuhkan waktu.
"Jadi menurut saya, bukan sengaja diundur pengumumannya, tapi memang nyatanya perlu waktu untuk pemeriksaan PCR," jelasnya.
Baca juga: Berikut 10 KA Jarak Jauh yang Beroperasi Mulai 10 Juli 2020 dari Jakarta
Berbeda dengan dua pakar sebelumnya, pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria Wiratama menilai tingginya kasus karena adanya salah satu klaster di Jawa Barat.
"Salah satunya disumbang oleh klaster baru di Jawa Barat. Klaster Secapa AD," kata Bayu.
Menurutnya, adanya klaster tersebut mengakibatkan ledakan dari sisi penambahan jumlah kasus dalam sehari.
Adapun klaster tersebut, kata Bayu, seharusnya tidak terjadi bila menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Iya, karena klaster itu (Secapa AD), kasusnya jadi meledak," ujar Bayu.
"Klasternya sebenarnya tidak harus terjadi kalau lokasi seperti Secapa AD itu melakukan protokol dan pengawasan yang ketat," pungkas dia.
Baca juga: Sejarah Hand Sanitizer hingga Direkomendasikan WHO dan CDC
Infografik: Tiga Gejala Baru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.