Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Aman Beraktivitas di Luar Ruangan Saat Pandemi Corona?

Kompas.com - 05/07/2020, 10:05 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di masa adaptasi kebiasaan baru yang tengah mulai diimplementasikan, masyarakat mulai dapat menjalankan aktivitas di luar rumah dengan protokol kesehatan yang telah diatur.

Namun, sebenarnya, seberapa aman menjalankan kegiatan di luar ruangan di tengah pandemi yang masih berlangsung ini?

Melansir New York Times, 3 Juli 2020, para ahli mengatakan bahwa risiko terpapar virus di luar ruangan lebih rendah daripada di dalam ruangan.

Baca juga: Sering Disebut-sebut, Apa Itu New Normal?

Oleh karena itu, menghabiskan waktu bersama teman di luar ruangan disebutkan dapat mengurangi risiko terpapar Covid-19.

"Di luar (ruangan) jelas lebih aman," kata Ahli Imun dan Profesor Biologi di University of Massachussetts Dartmouth, Erin Bromage.

Namun Eric menegaskan bahwa risiko tersebut bergantung pada jenis interaksi yang dilakukan.

Sebuah penelitian di Jepang terhadap 100 kasus menunjukkan bahwa kemungkinan terkena virus corona hampir 20 kali lebih tinggi saat berada di dalam ruangan daripada di luar ruangan.

Baca juga: Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...

Risiko rendah saat berada di luar ruangan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti angin dan sinar matahari.

Ruang terbuka mencegah virus menumpuk dalam jumlah yang terkonsentrasi dan dihirup.

"Kondisi demikian biasanya dapat terjadi di dalam ruangan saat orang yang terinfeksi mengembuskan napas dalam ruang terbatas untuk waktu yang lama," kata Ahli Virologi di University of Leicester, Dr Julian W. Tang.

Baca juga: Penerapan New Normal, Zona Hitam di Surabaya, dan Penjelasan Khofifah...

Penting membatasi jumlah orang

Peta sebaran kasus Covid-19 di Indonesia hingga 4 Juli 2020covid19.go.id Peta sebaran kasus Covid-19 di Indonesia hingga 4 Juli 2020

Jika Anda melakukan kegiatan atau berkumpul di luar ruangan, penting untuk menjaga jumlah orang tetap kecil atau terbatas.

Baru-baru ini, sebuah klaster kasus di New York diketahui berasosiasi dengan sebuah perkumpulan yang melanggar aturan atau protokol kesehatan.

Baca juga: Viral Unggahan soal Tanda-tanda Stroke Dikira Kesurupan, Ini Penjelasan Dokter...

Setelah sekitar 100 orang berkumpul dalam sebuah pesta di Rockland County, kewenangan kesehatan publik menelusuri 9 kasus yang berhubungan dengannya. 

Membatasi jumlah orang tidak hanya menurunkan risiko terpapar virus, tetapi jarak juga menjadi mudah dijaga dan orang dapat berhati-hati.

Menurut Direktur Eksekutif dari Ariadne Labs, Dr Asaf Bitton, ketika banyak orang berkumpul, meskipun di luar ruangan, kesadaran spasial dapat terpengaruh sehingga jarak menjadi tidak terjaga.

Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...

Perlindungan diri

Jika Anda menghadiri acara sosial dan berada dalam percakapan dengan jarak yang cukup dekat dengan orang dari rumah lain, tetap gunakan masker.

Selain itu, jangan berbagi peralatan makanan atau peralatan pribadi lainnya.

"Saat berinteraksi di luar ruangan, orang-orang berpikir bahwa semua akan baik-baik saja. Namun, semua hanya akan baik-baik saja dengan tetap menjaga jarak," kata Profesor Teknik dan Ilmuwan Aerosol di Virginia Tech, Linsey Marr.

Baca juga: Tarif Tiket Kereta Jarak Jauh Naik hingga 40 Persen, Ini Penjelasan KAI

Menurut Dr Tang, menjaga jarak mungkin menjadi lebih sulit jika bersama dengan orang-orang yang telah dikenal.

"Mungkin mudah untuk menjaga jarak dari orang asing, tetapi menjadi lebih sulit jika harus menjaga jarak sejauh 2 meter dari orang yang Anda kenal," kata Dr Tang.

Oleh karena itu, meskipun berinteraksi di luar ruangan relatif aman, orang-orang harus tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Baca juga: Deretan Produk yang Diklaim Efektif untuk Covid-19, dari Obat Herbal hingga Kalung Antivirus Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Timeline Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com