Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Akan Tinjau Hasil Uji Coba Obat Virus Corona dalam Dua Minggu

Kompas.com - 04/07/2020, 20:02 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan melihat hasil sementara pada uji coba obat yang disebut berpotensi untuk virus corona.

Obat yang tengah diujicobakan dalam program “Solidarity Trial” tersebut diharapkan dapat dilihat hasilnya dalam dua minggu ke depan.

"Kelompok itu meninjau data dari uji coba solidaritas dan menyetujui perlunya lebih banyak uji coba untuk menguji berbagai kelas terapi pada berbagai tahap penyakit," kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus sebagaimana dikutip dari ABCNews, Sabtu (4/7/2020).

Ia mengatakan, saat ini hampir 5.500 pasien di 39 negara yangikut dalam solidarity trial.

“Kami mengharapkan, hasil sementara dua mingu ke depan,” tambah Tedros.

Solidarity trial dimulai dengan studi terhadap lima kandidat obat yakni hydroxychloroquine, remdesivir, lopinavir/ritonavir, serta gabungan lopinavir/ritonavir dan interferon.

Meski demikian, pada 17 Juni 2020, WHO mengumumkan bahwa penggunaan hydroxychloroquine untuk solidarity trial dihentikan

Kelompok eksekutif persidangan dan penyelidik utama WHO membuat keputusan berdasarkan bukti percobaan bahwa pemulihan Inggris menunjukkan HCQ tidak menghasilkan pengurangan mortalitas pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit jika dibandingkan standar perawatan yang ada.

Kepala Program Kedaruratan WHO Dr. Mike Ryan menilai tidak bijaksana untuk memprediksi kapan vaksin diluncurkan.

"Vaksin mungkin telah menunjukkan kemanjuran pada akhir tahun ini. Pertanyaannya adalah apakah skala produksi vaksin itu akan cukup bagi kita untuk mulai memvaksinasi orang pada awal tahun 2021," kata dia.

Baca juga: Perkembangan Terkini Vaksin Virus Corona: Indonesia, China, hingga India

5.500 pasien dari 21 negara

Melansir dari situs WHO, Per 1 Juli 2020, hampir 5.500 pasien telah direkrut di 21 negara dari 39 negara yang memiliki persetujuan untuk mulai merekrut.

Secara keseluruhan, telah lebih dari 100 negara di 6 wilayah WHO bergabung atau menyatakan berminat untuk bergabung dalam uji coba.

Pada tahap awal pengujian, obat Chloroquin digunakan untuk pengujian. Akan tetapi, pada 25 Mei 2020, WHO mengumumkan Chloroquin dikeluarkan dari uji coba.

Hanya Hydroxychloroquine yang digunakan. Meskipun, pembaruan terbaru hydroxychloroquine penggunaannya dihentikan untuk uji coba.

Alasan WHO melakukan uji ini karena adanya tekanan Covid-19 terhadap sistem kesehatan sehingga perlu adanya kecepatan dan skala dalam uji coba.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com