Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Singapura Bersiap Hadapi Wabah DBD Terbanyak Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 03/07/2020, 19:45 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Belum lama setelah mulai bisa mengendalikan gelombang kedua virus corona, Singapura kini dihadapkan pada wabah lainnya, yaitu demam berdarah dengue (DBD).

Menurut Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) lebih dari 14.000 kasus DBD telah dilaporkan di negara ini sejak awal tahun 2020.

Sementara itu, jumlah keseluruhan kasus sepanjang tahun 2020 diperkirakan akan melebihi rekor wabah demam berdarah terbanyak dalam sejarah Singapura, yakni 22.170 kasus pada 2013.

DBD adalah infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes, nyamuk yang juga menjadi penyebar zika, chikungunya, dan demam kuning.

Nyamuk ini umumnya ditemukan di daerah tropis dan subtropis yang panas dan lembap selama musim hujan.

Hanya sekitar 25 persen dari mereka yang terinfeksi menunjukkan gejala, yang meliputi demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi.

Kasus ekstrem dapat menyebabkan pendarahan, kesulitan bernapas, kegagalan organ, dan berpotensi kematian.

Baca juga: Waspada Demam Berdarah Dengue, Kenali Gejala dan Ciri-cirinya!

Korban meninggal

Melansir CNN International, di Singapura, 16 orang telah meninggal karena DBD tahun ini, angka ini dua kali lipat dari jumlah kematian tahun 2013.

Bulan Juni hingga Oktober secara umum merupakan puncak musim DBD di Singapura, hal ini terjadi karena percepatan perkembangan nyamuk Aedes dan periode inkubasi yang lebih pendek dari virus Dengue.

Pekan lalu, terdapat penambahan 1.468 kasus DBD di Singapura. Penambahan ini menjadikan jumlah penambahan kasus DBD selama tiga pekan berturut-turut selalu di atas 1.000, sekaligus menjadi angka kasus mingguan tertinggi yang pernah dicatat Singapura.

Menanggapi kasus-kasus yang melonjak, pemerintah Singapura telah meningkatkan pemeriksaan untuk menghilangkan habitat nyamuk potensial di area publik dan kawasan perumahan.

Selama tiga pekan terakhir, NEA menyebut ada sekitar 6.900 bangunan yang telah menjalani inspeksi dan pengendalian vektor.

"Mayoritas perkembangbiakan nyamuk yang terdeteksi terus ditemukan di area publik dan perumahan," kata NEA dalam sebuah pernyataan, Kamis.

Mulai 15 Juli, NEA akan meningkatkan denda bagi orang-orang yang tidak mengambil tindakan untuk mencegah nyamuk berkembang biak, baik di dalam maupun di luar properti mereka. Nyamuk dikenal menyukai sudut basah dan gelap dan daerah genangan air.

Baca juga: Waspada, Ada 49.563 Kasus Demam Berdarah di Indonesia Selama 2020

Hingga 400 juta infeksi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kasus-kasus DBD meningkat secara dramatis di seluruh dunia, hingga 30 kali lipat dalam 50 tahun terakhir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com