Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transplantasi Sel Induk Pertama Selamatkan Gadis dengan Talasemia

Kompas.com - 27/06/2020, 19:27 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Transplantasi sel induk pertama di dunia berhasil dilakukan di Thailand pada seorang anak yang terlahir dengan talasemia.

Operasi itu melibatkan saudaranya yang merupakan seorang pasien anak yang terinfeksi virus corona.

Dilansir Bangkok Post (23/6/2020), transplantasi sel induk itu dilakukan di Rumah Sakit Ramathibodi pada Selasa (23/6/2020).

Seorang ahli transplantasi sel induk di departemen Pediatri dari Fakultas Kedokteran RS Ramathibodi Prof Dr Suradet Hongeng mengatakan prosedur itu dilakukan pada bulan April lalu.

Seorang anak lelaki berusia lima tahun bernama Sila "Jio" Boonklomjit menyumbangkan sel-sel batang sumsum tulang untuk menyelamatkan kakak perempuannya.

Kakaknya yang bernama Jintanakan (biasa dipanggil Jean) itu mengidap talasemia sejak lahir. Saat ini dia berusia 7 tahun.

"Kasus ini sangat menantang dan rumit. Tepat pada hari ketika kami harus mengumpulkan sel induk dari Jio, kami menemukan dia terinfeksi Covid-19," ujar Dr Suradet.

Baca juga: Kisah Dhona Rifana, Penyintas dan Guru Talasemia

Dia mengatakan timnya harus berhati-hati karena Jio terinfeksi Covid-19 dan usia kedua anak itu masih sangat muda.

Pengumpulan sel punca dari sumsum tulang diiringi risiko terinfeksi Covid-19. Prosedur juga meningkat karena Jio harus dikarantina.

Hal itu juga menjadikan para tenaga medis yang melakukan operasi berisiko terjangkit Covid-19 juga.

Pertama kali di dunia

"Kasus ini adalah yang pertama di dunia ketika datang ke operasi mendesak untuk mengumpulkan sel induk dari pasien Covid-19 untuk transplantasi," kata Dr Suradet.

Dia mengatakan, terlepas dari risiko Covid-19, dokter juga harus berpacu melawan waktu karena Jean telah sepenuhnya siap secara fisik dengan kemoterapi.

Akibat dari kemoterapi tersebut, fisik Jean kekebalan tubuhnya menurun. Tanpa transplantasi sel induk yang disegerakan, hidupnya akan berada dalam bahaya besar.

Transplantasi dilakukan oleh Assoc Prof Dr Usanarat Anurathapan, dari Divisi Hematologi dan Onkologi dari Departemen Pediatri di Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Ramathibodi, Universitas Mahidol.

"Tidak mudah untuk menemukan donor sel punca lain untuk Jean, karena jarang menemukan sel punca yang kompatibel dari donor yang tidak terkait secara genetik. Kemungkinannya adalah 1 dalam 20.000-50.000. Itu akan membutuhkan waktu," kata Dr Usanarat.

Baca juga: Tekan Angka Penderita Talasemia, Banyumas Wajibkan Calon Pengantin Tes Darah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com