Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Disebut Bisa Jadi Hotspot Virus Corona Dunia, Epidemiolog: Memang Bisa

Kompas.com - 25/06/2020, 16:26 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penanganan pandemi virus corona di Indonesia mendapatkan kritikan dari sejumlah pihak, salah satunya datang dari media Australia.

Dalam laporan Sydney Morning Herald (SHM) 19 Juni 2020, Indonesia bahkan disebut akan menjadi hotspot atau pusat wabah virus tersebut di dunia.

"The world's next coronavirus hotspot is emerging next door," tulis SHMP.

Selain hal di atas, mereka juga mengkritisi tingkat tes Covid-19 di Indonesia yang sangat rendah dan tingkat kematian yang proporsional tinggi.

Indonesia disebut mendekam di peringkat ke-163 dengan hanya melakukan 2.193 tes per 1 juta orang.

Baca juga: Mengapa Kasus Covid-19 di Jatim, Sulsel, dan Kalsel Masih Tinggi? Berikut Analisisnya...

Memang bisa jadi hotspot

Lantas bagaimana tanggapan epidemiolog?

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad menilai bahwa Indonesia memang bisa menjadi hotspot virus corona berikutnya di dunia.

"Ya memang bisa (jadi hotspot), bila masyarakat tetap tidak patuh protokol kesehatan, kita akan jadi hotspot di dunia karena penularan meluas," kata Riris saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/6/2020).

Menurutnya, semua kemungkinan itu ada, namun yang menentukan dapat terjadi atau tidak hanyalah kepatuhan dari masyarakat itu sendiri.

Kemudian, lanjut dia, masyarakat juga sekaligus sebagai pemilik risiko apabila nantinya tertular virus corona atau Covid-19.

"Pada akhirnya, pemilik risiko itu setiap individu. Semua orang akan tertular kalau masing-masing tidak berkontribusi," jelas Riris.

Sebaliknya, apabila pasien yang sebelumnya terinfeksi virus corona bisa sembuh, maka itu adalah buah dari kontribusi.

Baca juga: Menilik Fenomena Masyarakat yang Nekat Ngemal dan Abaikan Protokol Kesehatan...

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com