Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Sejarah dan Besarnya Potensi Gempa di Perairan Selatan Pacitan

Kompas.com - 23/06/2020, 20:02 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Daryono mengatakan perlunya modifikasi protokol dan strategi evakuasi bencana di saat pandemi seperti sekarang ini. Mitigasi bencana harus mengutamakan penerapan protokol kesehatan bagi semua elemen, baik masyarakat, petugas, maupun relawan.

"Pastikan warga terdampak bencana selalu berada di tempat evakuasi hingga ada arahan lebih lanjut dengan selalu menjaga jarak fisik, mengenakan masker, dan menjaga kebersihan. Tiga hal ini adalah kunci yang harus dipatuhi selama proses evakuasi, ujar dia.

Tempat evakuasi

Untuk bisa menerapkan protokol kesehatan ini, tentu dibutuhkan faktor penunjang lain seperti tempat evakuasi yang memungkinkan untuk melakukan penjarakan fisik, menyediakan sarana kebersihan, termasuk tempat cuci tangan beserta sabun, handsanitizer, juga tersedianya desinfektan.

Sekat atau pembatas antar ruang juga bisa diterapkan di lokasi evakuasi jika memang secara luas area kurang memadai untuk melakukan penjarakan fisik.

Sarana dan prasarana lain seperti alat pelindung diri (APD) dan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) harus tersedia sebagai rencana evakuasi, di samping ketersediaan kebutuhan pokok lainnya," paparnya.

Hal lain yang juga perlu dilakukan adalah melakukan penggolongan masyarakat pengungsi berdasarkan status Covid-19.

Apakah dia Pasien Dalam Pemantauan (PDP), Orang Dalam Pengawasan (PDP), Orang Tanpa Gejala (OTG), atau kelompok yang sehat.

"Untuk itu, keberadaan data status terdampak Covid-19 menjadi sangat penting dalam mengelola tempat evakuasi bencana saat pandemi. Jika belum tersedia data tersebut, maka perlu dilakukan pemeriksaan rapid test atau tes cepat untuk mendeteksi dini Covid-19 di tempat evakuasi," kata Daryono.

Baca juga: Mitigasi Bencana Banjir

Mitigasi bencana saat pandemi juga memerlukan adanya sumber daya khusus, seperti tim yang kompeten di bidang penanganan bencana dan pengungsi, sekaligus paham cara penanganan Covid-19.

Selain tim dengan spesifikasi tersebut, perlu juga disediakan anggaran khusus tanggap darurat bencana alam di tengah pandemi

"Kebutuhan dana penanganan bencana saat pandemi tentu lebih besar jika dibanding saat tidak ada pandemi. Ini disebabkan karena adanya beberapa tambahan anggaran, seperti pelaksanaan rapid test, modifikasi ruang evakuasi, sarana kebersihan, APD, dan lain-lain," ungkap dia.

Daryono memaklumi ketika saat ini pemerintah tengah fokus mengalokasikan anggaran untuk penanganan Covid-19, namun menurutnya ketersediaan dana bencana harus tetap aman.

"Bencana alam dapat terjadi kapan saja tanpa dapat kita prediksi sebelumnya," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com