Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disetujui Produksi Obat untuk Covid-19, Saham Perusahaan Ini Naik Drastis

Kompas.com - 22/06/2020, 20:57 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Harga saham India Glenmark Pharmaceutical Ltd. meningkat dengan jumlah terbesar dalam catatan setelah menerima persetujuan untuk memproduksi dan menjual obat virus corona

Regulator obat nasional menyetujui pembuatan dan pemasaran obat antivirus oral Glenmark, FabiFlu, atau favipiravir.

Obat tersebut digunakan dalam pengobatan pasien virus corona dengan kondisi ringan sampai sedang.

Kabar ini membuat harga saham pembuat obat tersebut naik sebanyak 40 persen.

India juga memberi persetujuan kepada Cipla Ltd., Cipremi, atau remdesivir untuk digunakan sebagai pengobatan darurat Covid-19, yang mendorong harga saham perusahaan naik sebanyak 9,4 persen.

Baca juga: Simak Jadwal Pembagian Dividen Saham Pekan Ini

Kedua saham tersebut merupakan dorongan terbesar untuk S&P BSE Healthcare Index, yang naik 2,4 persen di jalur untuk penutupan tertinggi sejak September 2016.

Harga saham Glenmark telah melonjak 55 persen pada 2020 dan Cipla naik 39 persen karena wabah telah mendorong ekspektasi untuk persediaan layanan kesehatan.

Di sisi lain, jika kemanjuran obat untuk pasien ringan dan sedang ditegakkan dalam uji klinis lengkap Glenmark di India, itu akan menjadi dorongan bagi upaya India untuk mengendalikan Covid-19. 

"Karena dapat menurunkan beban pada sistem perawatan kesehatan kita dan mengurangi tingkat kematian," tulis Nitin Agarwal dan Nirmal Gopi, analis di IDFC Securities Ltd. yang berbasis di Mumbai seperti dilansir dari Bloomberg, 22 Juni 2020.

Sementara itu, para analis mengatakan jika potensi ekspor lebih besar daripada domestik.

"Ekspor berpotensi peluang lebih besar dibandingkan domestik," kata para analis.

Sejauh ini, terdapat setidaknya 425.282 kasus yang dikonfirmasi terpapar virus corona di India, dengan 13.699 kematian.

Baca juga: Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Favipiravir, redemsivir, dan FabiFlu

Favipiravir juga dikenal sebagai Avigan, diciptakan sebagai pengobatan flu oleh unit Fujifilm Holdings Corp. Jepang.

Sebuah penelitian di China menunjukkan obat itu membantu membersihkan virus corona pada pasien lebih awal dari pada obat antiviral.

Sedangkan, remdesivir merupakan obat antivirus eksperimental yang awalnya dibuat Gilead Sciences Inc sebagai pengobatan untuk Ebola.

Obat ini telah terbukti membantu pasien pulih dari Covid-19 lebih cepat daripada perawatan standar.

Glenmark mengklaim FabiFlu efektif pada pasien berusia 20 tahun dan 90 tahun, serta dapat digunakan pada mereka yang juga memiliki kondisi seperti diabetes dan penyakit jantung.

Perusahaan mengatakan obat itu telah terbukti menyebabkan pengurangan secara cepat dalam viral load pasien dalam waktu empat hari dan menghasilkan peningkatan lebih cepat pada gejala dan bukti radiologis dari penyakit tersebut.

Baca juga: Dirut Krakatau Steel Lepas Seluruh Saham KRAS Miliknya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kata BWF soal Keputusan Kevin Sanjaya Pensiun dari Bulu Tangkis

Kata BWF soal Keputusan Kevin Sanjaya Pensiun dari Bulu Tangkis

Tren
Seorang Pria yang Diduga Terafiliasi Jemaah Islamiyah Serang Kantor Polisi Malaysia, 2 Petugas Meninggal Dunia

Seorang Pria yang Diduga Terafiliasi Jemaah Islamiyah Serang Kantor Polisi Malaysia, 2 Petugas Meninggal Dunia

Tren
Cara Menaikkan Trombosit bagi Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD)

Cara Menaikkan Trombosit bagi Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD)

Tren
Rawat Lansia, Pria Ini Dapat Warisan 5 Apartemen Bernilai Ratusan Juta

Rawat Lansia, Pria Ini Dapat Warisan 5 Apartemen Bernilai Ratusan Juta

Tren
Uang Palsu Diduga Marak Beredar, Ini Cara Mengeceknya agar Tak Tertipu

Uang Palsu Diduga Marak Beredar, Ini Cara Mengeceknya agar Tak Tertipu

Tren
Setelah Kevin Sanjaya, Ribka Sugiarto Umumkan Mundur dari PBSI

Setelah Kevin Sanjaya, Ribka Sugiarto Umumkan Mundur dari PBSI

Tren
5 Suplemen yang Bisa Berdampak Buruk pada Ginjal

5 Suplemen yang Bisa Berdampak Buruk pada Ginjal

Tren
Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk TC, Tidak Ada Nama Elkan Baggott dan Maarten Paes

Shin Tae-yong Panggil 22 Pemain untuk TC, Tidak Ada Nama Elkan Baggott dan Maarten Paes

Tren
Cara Cek Panggilan PPG Dalam Jabatan 2024, Kapan Dibuka?

Cara Cek Panggilan PPG Dalam Jabatan 2024, Kapan Dibuka?

Tren
3 Instansi Disebut Dimintai Uang BPK agar Dapat Opini WTP, Ada Kementan, Waskita, dan Kemenkominfo

3 Instansi Disebut Dimintai Uang BPK agar Dapat Opini WTP, Ada Kementan, Waskita, dan Kemenkominfo

Tren
Bobby Nasution Bakal Maju Pilkada Sumut, Pamannya Bidik Cawalkot Medan

Bobby Nasution Bakal Maju Pilkada Sumut, Pamannya Bidik Cawalkot Medan

Tren
Cara Cek Penerima Bansos PKH dan BPNT 2024, Begini Prosedurnya

Cara Cek Penerima Bansos PKH dan BPNT 2024, Begini Prosedurnya

Tren
Banjir Mahakam Ulu Kaltim Terparah dalam Sejarah, BMKG Ungkap Penyebabnya

Banjir Mahakam Ulu Kaltim Terparah dalam Sejarah, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
8 Situasi yang Bisa Membuat Kucing Peliharaan Anda Kesal

8 Situasi yang Bisa Membuat Kucing Peliharaan Anda Kesal

Tren
Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com