Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kasus DBD pada 2019 dan 2020 Saat Pandemi Virus Corona

Kompas.com - 22/06/2020, 19:35 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain pandemi virus corona yang masih menjadi fokus penanganan, wabah demam berdarah dengue (DBD) juga tidak dapat diabaikan.

Menurut catatan Kementerian Kesehatan, ada 68.753 kasus DBD di Indonesia secara kumulatif  hingga 21 Juni 2020.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, ada 100-500 kasus yang ditemukan setiap harinya.

Bagaimana kasus demam berdarah dengue pada tahun ini, jika dibandingkan dengan 2019?

Perbandingan kasus tahun 2019 dan 2020

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama, jumlah total kasus DBD hingga Juni 2019 adalah sebanyak 105.222.

Hal ini diketahui dari data Kementerian Kesehatan

Jumlah tersebut lebih banyak jika dibandingkan dengan kasus DBD yang telah ditemukan hingga Juni 2020.

Demikian pula dari sisi angka kematian.

Pada tahun 2019, hingga bulan Juni, tercatat ada 727 kasus kematian yang terjadi akibat DBD.

Sementara, pada tahun ini, dalam periode waktu yang sama, yaitu hingga bulan Juni, tercatat 446 kasus kematian yang berhubungan dengan DBD.

Baca juga: Ada 64.251 Kasus DBD di Tengah Pandemi Covid-19 di Indonesia

Namun, Nadia menyebut bahwa kondisi tersebut tidak dapat serta merta disimpulkan sebagai penurunan.

"Iya, kasus memang lebih rendah, tetapi bukan berarti penurunan," kata Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/6/2020) siang.

Dari sisi jumlah, angka yang tercatat hingga Juni 2020 memang lebih rendah daripada periode yang sama pada ahun sebelumnya.

Akan tetapi, masih ada waktu beberapa bulan ke depan yang patut diperhatikan.

"Kalau jumlah, sekarang baru kira-kira 50 persen dari tahun lalu. Tetapi, ini baru bulan Juni. Kita masih harus melihat di bulan November-Desember saat masuk musim hujan," kata Nadia.

Pada tahun 2019 hingga akhir tahun, jumlah kasus DBD secara kumulatif mencapai lebih dari 137.000 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 917 kasus.

Perlunya pemberantasan sarang nyamuk

Ilustrasi demam berdarah dengue (DBD)Shutterstock Ilustrasi demam berdarah dengue (DBD)
Adapun jumlah kasus DBD tertinggi saat ini dicatatkan oleh sejumlah provinsi seperti Jawa Barat, Lampung, NTT, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan.

Provinsi-provinsi tersebut juga diketahui memiliki kasus Covid-19 yang tinggi. 

Berdasarkan catatannya, Nadia menyebutkan, 439 dari 460 kabupaten/kota yang melaporkan kasus DBD juga memiliki kasus Covid-19.

Dengan kondisi ini, ia mengatakan, langkah-langkah pemberantasan sarang nyamuk perlu terus dilakukan, terutama saat persiapan era adaptasi kebiasaan baru.

"Saat persiapan era baru dimana mall, tempat ibadah, kantor, hotel, dan tempat wisata akan dibuka kembali, jangan lupa selain disinfeksi, lakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus," lanjut dia.

"Dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat, kita bisa mencegah DBD dan Covid-19," kata Nadia.

Baca juga: Waspada, Ada 49.563 Kasus Demam Berdarah di Indonesia Selama 2020

Cara pemberantasan sarang nyamuk

Melansir Harian Kompas, 24 April 2020, berikut adalah cara-cara pemberantasan sarang nyamuk:

Lingkungan

  • Melaksanakan program 3M (menguras, menutup, dan mengubur)
  • Mengganti air di bak penampungan secara rutin
  • Membersihkan saluran air yang menggenang

Biologis

  • Pengendalian menggunakan hewan atau tumbuhan
  • Memelihara ikan cupang yang dimasukkan ke dalam kolam
  • Menambahkan bakteri Bacillus thuringiensis

Kimiawi

  • Menaburkan bubuk abate ke tempat penampungan air
  • Melakukan fogging atau pengasapan dengan malathion dan fenthion.

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Demam Berdarah Dengue

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com