Selain itu, jangka waktu ke rumah sakit juga diperpanjang agar tidak terlalu banyak kontak dengan rumah sakit, karena kondisi penyintas thalassemia sangat rentan terpapar virus.
"Misalnya yang tadinya jangka waktu 2-3 minggu sekali transfusi, dijadikan 3-4 minggu sekali transfusi. Di rumah sakit pun kita harus benar-benar menjaga protokol kesehatan dan social distancing," papar Mufidah.
Baca juga: Minimnya Pasokan Darah Hantui Penderita Thalassemia
Sebagai salah satu upaya mengatasi hal ini, dilakukan gerakan mengajak orang-orang untuk donor darah.
Kampanye dilakukan melalui media sosial hingga membuat database donor darah melalui formulir donor yang dapat diisi secara daring.
Database yang ada akan diberikan kepada calon pasien yang membutuhkan darah.
"Seperti narahubung antara calon pendonor dan orang yang sedang mendonorkan darahnya," kata Mufidah.
Ia mengungkapkan, cara ini dirasa cukup efektif bagi penderita thalassemia, baik yang telah bergabung dalam komunitas ini atau pun tidak.
"Para anggota dan pengurus Thalassemia Movement juga berusaha menggunakan media sosial masing-masing untuk mengajak massa donor darah di tengah pandemi," ujar Mufidah.
Adapun link donor dapat diakses pada https://bit.ly/maudonor.
Hingga saat ini, lanjut Mufidah, data calon pendonor yang telah masuk mencapai angka 700.
Mufidah berharap masyarakat juga tetap melakukan donor darah di PMI karena protokol kesehatan yang diterapkan pun tidak kalah canggih.
"Terima kasih untuk semua yang sudah berani donor di tengah pandemi. Kami tahu, pahlawan saat ini adalah mereka yang berjuang di garda terdepan. Tak hanya itu, bagi kami pahlawan ialah yang menyingkirkan rasa takut dan khawatirnya demi menyelamatkan hidup orang lain," kata dia.
Mufidah mengatakan, komunitas ini juga menerima donasi selain darah, seperti vitamin D untuk tulang yang sangat dibutuhkan penyintas dan vitamin lain yang tidak ter-cover BPJS.
Donasi tersebut nantinya akan disalurkan untuk menunjang para penyintas thalassemia dari rumah sakit yang berbeda.
"Mungkin bisa juga donasi masker yang bisa kami sebar ke RS-RS yang menangani thalassemia. Untuk dibagikan kepada pasien-pasien. Karna sejujurnya masker yang dipakai pasien-pasien thalassemia masih kurang proper," ujar dia.
Sementara itu, komunitas ini juga mempunyai usaha seperti kaus, masker, tote bag, face shield, dan koleksi lainnya yang dijual melalui media sosial dan e-commerce.
Baca juga: Aceh, Daerah Tertinggi Carrier Thalassemia di Dunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.