Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thalassemia Movement: Terima Kasih untuk yang Berani Donor Darah di Tengah Pandemi...

Kompas.com - 21/06/2020, 19:30 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Selain itu, jangka waktu ke rumah sakit juga diperpanjang agar tidak terlalu banyak kontak dengan rumah sakit, karena kondisi penyintas thalassemia sangat rentan terpapar virus.

"Misalnya yang tadinya jangka waktu 2-3 minggu sekali transfusi, dijadikan 3-4 minggu sekali transfusi. Di rumah sakit pun kita harus benar-benar menjaga protokol kesehatan dan social distancing," papar Mufidah.

Baca juga: Minimnya Pasokan Darah Hantui Penderita Thalassemia

Sebagai salah satu upaya mengatasi hal ini, dilakukan gerakan mengajak orang-orang untuk donor darah.

Kampanye dilakukan melalui media sosial hingga membuat database donor darah melalui formulir donor yang dapat diisi secara daring.

Database yang ada akan diberikan kepada calon pasien yang membutuhkan darah.

"Seperti narahubung antara calon pendonor dan orang yang sedang mendonorkan darahnya," kata Mufidah.

Ia mengungkapkan, cara ini dirasa cukup efektif bagi penderita thalassemia, baik yang telah bergabung dalam komunitas ini atau pun tidak.

"Para anggota dan pengurus Thalassemia Movement juga berusaha menggunakan media sosial masing-masing untuk mengajak massa donor darah di tengah pandemi," ujar Mufidah.

Adapun link donor dapat diakses pada https://bit.ly/maudonor.

Hingga saat ini, lanjut Mufidah, data calon pendonor yang telah masuk mencapai angka 700.

Mufidah berharap masyarakat juga tetap melakukan donor darah di PMI karena protokol kesehatan yang diterapkan pun tidak kalah canggih.

"Terima kasih untuk semua yang sudah berani donor di tengah pandemi. Kami tahu, pahlawan saat ini adalah mereka yang berjuang di garda terdepan. Tak hanya itu, bagi kami pahlawan ialah yang menyingkirkan rasa takut dan khawatirnya demi menyelamatkan hidup orang lain," kata dia.

Mufidah mengatakan, komunitas ini juga menerima donasi selain darah, seperti vitamin D untuk tulang yang sangat dibutuhkan penyintas dan vitamin lain yang tidak ter-cover BPJS.

Donasi tersebut nantinya akan disalurkan untuk menunjang para penyintas thalassemia dari rumah sakit yang berbeda.

"Mungkin bisa juga donasi masker yang bisa kami sebar ke RS-RS yang menangani thalassemia. Untuk dibagikan kepada pasien-pasien. Karna sejujurnya masker yang dipakai pasien-pasien thalassemia masih kurang proper," ujar dia.

Sementara itu, komunitas ini juga mempunyai usaha seperti kaus, masker, tote bag, face shield, dan koleksi lainnya yang dijual melalui media sosial dan e-commerce.

Baca juga: Aceh, Daerah Tertinggi Carrier Thalassemia di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com