Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laporan UNHCR: Jumlah Pengungsi di Dunia Mencapai 79,5 Juta

Kompas.com - 20/06/2020, 20:22 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini, 20 Juni 2020, merupakan peringatan Hari Pengungsi Sedunia.

Memperingati Hari Pengungsi Sedunia, Badan Pengungsi PBB (UNHCR) merilis laporan tahunan Global Trends 2019.

Laporan yang dirilis pada Kamis (18/6/2020) itu menyebutkan ada sekitar 79,5 juta pengungsi di seluruh dunia atau 1 pengungsi dari setiap 97 penduduk bumi pada akhir 2019.

Jumlah itu termasuk tambahan 8,7 juta pengungsi baru pada 2019.

Komisaris Tinggi UNHCR Filippo Grandi mengatakan, angka itu jadi yang tertinggi sejak statistik itu dikumpulkan secara sistematis.

"Ini kira-kira satu persen dari populasi dunia. Kami belum pernah mencapai persentase yang sangat signifikan ini," kata Grandi, dikutip dari laman resmi PBB, Kamis (18/6/2020).

Laporan tersebut memperlihatkan jumlah pengungsi mengalami lonjakan sebanyak dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu.

Suriah masih menjadi negara dengan jumlah pengungsi terbanyak sejak perang meletus sembilan tahun yang lalu.

Negara masuk di antara lima negara lain yang menyumbang dua per tiga dari jumlah pengungsi dunia, dengan rincian Suriah (6,6 juta), Venezuela (3,7 juta), Afghanistan (2,7 juta), Sudan (2,2 juta), dan Myanmar (1,1 juta).

"Jika krisis di negara-negara ini diselesaikan, 68 persen dari pengungsi global akan segera diselesaikan", kata dia.

Laporan itu juga mencatat prospek yang semakin berkurang bagi para pengungsi untuk mengakhiri nasib mereka.

Pada 1990-an, rata-rata 1,5 juta pengungsi dapat kembali ke rumah mereka.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, jumlah itu turun menjadi sekitar 385.000 orang.

Sementara itu, Turki masih menjadi negara yang paling banyak menampung pengungsi dari negara lain dengan 3,6 juta pengungsi.

Columbia berada di urutan kedua dengan 1,8 juta. Jerman yang menampung 1,1 juta pengungsi, terutama dari Suriah merupakan satu-satunya negara Barat di lima negara teratas yang menampung jumlah pengungsi terbesar.

Dalam laporan tersebut disebutkan juga bahwa setengah dari populasi atau sekitar 30-34 juta pengungsi adalah anak-anak.

Mereka tak memiliki akses pendidikan dan sering menerima kekerasan dan eksploitasi.

Tahun lalu, UNHCR menghitung lebih dari 150.000 anak yang terpisah dari keluarga mereka.

Sekitar 85 persen dari jumlah pengungsi itu kini tinggal di negara-negara miskin dan memiliki perubahan cuaca iklim ekstrem.

"Ini terus menjadi masalah global, masalah bagi semua negara, tetapi yang paling menantang secara langsung negara-negara miskin, bukan negara-negara kaya," kata Grandi.

Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, Grandi menyebut akan lebih banyak pengungsi yang berada dalam krisis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Berapa Lama Jalan Kaki untuk Ampuh Menurunkan Kolesterol?

Tren
Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tragedi Biaya Pendidikan di Indonesia

Tren
Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Meski Tinggi Kolesterol, Ini Manfaat Telur Ikan yang Jarang Diketahui

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 14-15 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

NASA Tunjukkan Rasanya Masuk ke Dalam Lubang Hitam

Tren
Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Usai Ditekuk Arsenal, Atap Stadion Manchester United Jebol dan Air Membanjiri Lapangan

Tren
Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com