Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Publikasi Data Genom Virus Corona di Beijing, Diduga Strain Eropa

Kompas.com - 19/06/2020, 20:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - China telah merilis data sekuensing genom untuk virus corona yang ditemukan di Beijing, Jumat (19/6/2020).

Berdasarkan studi awal, para pejabat China mengidentifikasi bahwa virus tersebut merupakan jenis strain Eropa.

Melansir Reuters, Jumat (19/6/2020), setelah merilis data tersebut, mereka juga mengirimkannya ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Global Influenza Data Initiative (GISAID).

WHO  menyatakan telah mendapatkan informasi dari Pemerintah China mengenai investigasi yang sedang berlangsung pada Minggu (14/6/2020).

WHO meminta China untuk segera merilis urutan genetik dari virus corona yang ditemukan di Beijing.

Identifikasi tersebut dipublikasikan sebelum terjadi peningkatan kasus di Beijing.

Baca juga: Norwegia Bantah Salmon yang Mereka Ekspor ke China Sebagai Sumber Covid-19 di Beijing

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengungkapkan, urutan genom telah diterbitkan pada Kamis (18/6/2020) malam.

"Menurut hasil studi genomik dan epidemiologis awal, virus ini berasal dari Eropa, tetapi berbeda dari virus yang saat ini menyebar di Eropa," ujar Pejabat CDC, Zhang Yong. 

Sementara itu, Kepala Ahli Epidemiologi CDC, Wu Zunyou mengatakan, kekhawatiran di Beijing mirip dengan yang dirasakan di Eropa.

Namun, ia menyebutkan, virus corona yang ditemukan di Beijing bisa saja tidak harus langsung berasal dari negara-negara Eropa. 

"Pasti beberapa orang atau barang di luar kota yang membawa virus ke pasar makanan grosir terbesar di Beijing (Xinfadi)," ujar Wu dalam wawancara televisi pada Jumat (19/6/2020).

"Tidak jelas siapa, atau barang apa, yang membawa virus ke Beijing," lanjut dia.

Sebelumnya diberitakan, pada 11 Juni 2020, Beijing melaporkan adanya infeksi Covid-19 pertama kali setelah beberapa bulan mengendalikan penyebaran virus corona.

Baca juga: Kasus-kasus Baru Covid-19 di Beijing, Haruskah Dunia Khawatir?

Delapan hari setelahnya, Beijing tercatat telah melaporkan 183 kasus positif Covid-19.

Penularan virus ini terkait dengan pusat makanan grosir Xinfadi yang luas yang terletak di barat daya Kota Beijing.

Dengan meningkatnya jumlah kasus dan adanya kasus baru di Beijing, pedagang grosir makanan dan toko ritel di Beijing telah meningkatkan pengujian terhadap produk termasuk daging dan makanan laut.

Pada awal ditemukannya kasus infeksi virus corona, klaster pertama infeksi virus corona baru terlacak dari pasar makanan laut Huanan di Wuhan pada Desember 2019.

Virus kemudian mulai merebak ke seluruh China dan hampir seluruh negara di dunia. Hingga kini tercatat lebih dari 8,5 juta orang terkonfirmasi positif Covid-19. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Tren
Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Tren
Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Tren
Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Tren
Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Profil Budi Djiwandono, Keponakan Prabowo yang Disebut Bakal Maju Pilkada Jakarta 2024

Tren
Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tapera dan Kekhawatiran Akan Korupsi Asabri-Jiwasraya Jilid 2

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com