Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Sukses Membutuhkan Keterpaduan yang Serasi dan Harmonis

Kompas.com - 10/06/2020, 11:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada 24 Oktober 2003, Concorde melakukan acara khusus seremonial sebagai pertanda penerbangan terakhirnya dari bandara internasional John F Kennedy di New York menuju ke bandara Heathrow, London.

Sementara untuk pesawat terbang angkut komersial “paling besar” diwakili oleh produk teknologi canggih produksi pabrik pesawat Airbus yaitu A-380. Pesawat ini, bila susunan kursinya dibuat seperti susunan kursi untuk keperluan mengangkut jemaah haji misalnya, maka kapasitasnya dapat mengangkut hampir 1.000 orang.

Sayangnya, sekali lagi kebutuhan pasar yang dihadapkan dengan “operating cost” ternyata tidak seindah ramalan semula. Sejak diproduksi tahun 2005 yang lalu, pabrik pesawat Airbus telah memutuskan untuk menghentikan produksinya di tahun 2021 mendatang.

Kabar mutakhir, dengan merebaknya virus corona Covid-19, maka hampir semua maskapai penerbangan yang menggunakan A-380 memutuskan meng-grounded armadanya sebagai akibat menurun drastisnya jumlah penumpang yang bepergian melalui udara.

Berikutnya dalam ajang persaingan “paling efisien”, dalam hal ini pesawat terbang yang lebih irit bahan bakar sekaligus ramah lingkungan alias “go-green”, dapat dirujuk pada produk Boeing 737-800 Max 8.

Pesawat terbang super modern dengan performance irit BBM dan ramah lingkungan ternyata harus terjungkal pula dengan kasus dua kecelakaan beruntun dalam tempo beberapa bulan saja.

Agak sedikit berbeda dengan yang dialami pada persaingan adu cepat dan adu besar pada pesawat Concorde dan Airbus 380, maka Boeing 737-800 Max 8 ditenggarai ada kesalahan dalam disain struktur pesawat yang berhubungan dengan sistem kendali otomatis, berkait dengan pemasangan jenis engine yang baru yang irit bahan bakar.

Dari ketiga kompetisi atau persaingan yang diuraikan di atas tadi, maka dicapai sebuah kesimpulan bahwa dalam membuat pesawat terbang dibutuhkan “integrated way of thinking” mencakup banyak hal untuk dapat sukses.

Tidak hanya keterpaduan multidisiplin dari aspek aerodinamika, propulsi atau mesin pesawat serta aircraft structure saja seperti pada awal Wright Brothers merancang pesawat terbang untuk pertama kali, akan tetapi ada beberapa hal lain yang harus turut dipertimbangkan.

Pada sisi lain , kegagalan tidaklah semata menghambat cita-cita karena kerap kali kegagalan justru membuka jalan lain yang menjadi lebih mudah dalam menggapai kesuksesan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

50 Instansi yang Sudah Umumkan Formasi CPNS dan PPPK 2024, Mana Saja?

Tren
Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Catat, Ini 5 Ikan Tinggi Purin Pantangan Penderita Asam Urat

Tren
BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 17-18 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com