Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiba-tiba Muncul Memar di Paha, Lengan, atau Betis, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 08/06/2020, 07:31 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkah mengalami tiba-tiba muncul memar secara di lengan, betis, atau paha?

Ada yang merasa tak mengalami benturan sehingga menyebabkan memar. Namun, memar itu tiba-tiba ada.

Saat diraba, seringkali menimbulkan rasa nyeri.

Apa penyebab memar yang tiba-tiba muncul ini? Ternyata, ada penjelasannya.

Dokter spesialis penyakit dalam yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof DR dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB mengatakan, munculnya memar secara mendadak ini karena pembuluh darah yang lemah dan rendahnya trombosit.

"Penyebab memarnya bisa pembuluh darahnya fragile atau trombositnya rendah, bisa timbul biru-biru spontaneous," ujar Ari saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/6/2020).

Penyebab trombosit rendah bisa karena demam berdarah atau adanya kelainan trombosit.

Tidak bisa dicegah

Sementara itu, dokter di DI Yogyakarta yang juga instruktur anatomi Universitas Ahmad Dahlan, dr. Belva Prima Geniosa, MMR, mengatakan, memar yang muncul secara tiba-tiba itu disebut contusio.

"Memar itu namanya contusio. Paling sering karena trauma (benturan/injury). Tapi bisa juga karena spontan seperti efek obat pengencer darah atau kebocoran pembuluh darah, dan lainnya," ujar Belva saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/6/2020).

Belva mengatakan, penyebab kebocoran pembuluh darah karena turunnya trombosit karena suatu penyakit misalnya demam berdarah atau penyakit bawaan.

Oleh karena itu, jika seseorang memiliki kondisi tersebut, kemunculan memar tidak dapat dicegah.

"Kalau sudah punya penyakit bawaan, maka harus hati-hati. Jangan sampai terbentur, karena benturan sedikit saja bisa bikin memar," kata dia.

Sementara itu, jika seseorang tidak menderita penyakit demam berdarah atau penyakit bawaan, maka tidak akan mengalami memar spontan.

Selain itu, aktivitas berat juga bisa menjadi faktor lain yang membuat seseorang mengalami munculnya memar secara tiba-tiba.

"Aktivitas berat juga bisa menimbulkan memar spontan," lanjut dia.

Baca juga: Halo Prof! Mengapa Tubuh Mudah Memar meski Tidak Sakit?

Penjelasan soal memar

Melansir Medical News Today, contusio merupakan istilah medis untuk memar yang disebabkan oleh cedera pada tulang otot dan jaringan di bawah kulit, serta organ-organ internal.

Sementara itu, memar adalah jenis pendarahan di bawah kulit karena pukulan tajam seperti jatuh atau bertabrakan dengan benda keras yang dapat menghancurkan pembuluh darah keci (kapiler).

Kapiler inilah yang menyebabkan pendarahan di area cedera.

Karena pendarahan ada di bawah kulit, daerah itu mungkin akan membengkak dan terlihat merah atau membiru.

Salah satu jenis kontusio yang kerap dialami seseorang yakni Memar Subkutan.

Memar subkutan adalah memar tepat di bawah kulit. Hampir setiap orang mengalami kontusio subkutan di beberapa titik.

Sama seperti luka berdarah dari pembuluh darah kecil, cedera pada pembuluh darah kecil di bawah kulit menyebabkan sebagian besar memar subkutan.   

Memar kecil pada lutut atau siku seseorang tidak akan menyebabkan mereka mati kehabisan darah tanpa kondisi lain, seperti gangguan pendarahan.

Apa gejalanya?

Untuk sebagian besar kontusio, gejala utamanya adalah rasa sakit. Rasa sakit ini bisa ringan atau berat.

Memar yang lebih besar dan dalam seperti yang memengaruhi tulang atau otot biasanya lebih menyakitkan. Jika ada rasa sakit setelah jatuh atau pukulan, mungkin ada memar.

Beberapa gejala kontusio yang umum, antara lain:

  • Berwarna kemerahan, biru, atau bengkak hitam di dekat area yang terluka
  • Berdenyut atau sakit 
  • Kontussi organ yang dapat memengaruhi kemampuan area tersebut untuk berfungsi

Selain itu, kesulitan bernapas atau perubahan detak jantung bisa menjadi tanda paru-paru atau memar jantung. Kondisi ini adalah keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera.

Pengobatan

Sebagian besar kontusio tulang, otot, kulit, dan tulang rawan tidak membutuhkan perawatan medis.

Sebaliknya, menggunakan metode RICE di rumah dapat membantu mengatasi rasa sakit dan bengkak, serta mempercepat pemulihan:

R: Istirahatkan area yang terluka. Hindari berolahraga, atau melakukan peregangan kecuali dokter menyarankan sebaliknya.

Kadang-kadang, mereka mungkin menyarankan melumpuhkan daerah yang terluka dengan belat atau bungkus. Pertimbangkan untuk mengambil cuti dari pekerjaan atau sekolah jika cedera sangat menyakitkan.

I: Es bisa membantu mengatasi pembengkakan dan rasa sakit. Coba kompres es ke area tersebut selama 20 menit pada satu waktu, dengan istirahat 20 menit antara setiap sesi kompres es.

C: Kompres area tersebut untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. Bagian yang sakit bisa dibungkus, tetapi tidak boleh menyebabkan sakit, menyebabkan mati rasa, atau meninggalkan bekas luka di kulit.

E: Tinggikan area di atas jantung. Ini bisa membantu pembengkakan dan rasa sakit. Beberapa bantal yang bertumpuk di tempat tidur dapat bekerja dengan baik.

Jika mengalami insiden traumatis yang serius seperti kecelakaan mobil, perkelahian, atau jatuh dari ketinggian yang ekstrem, segera temui dokter.

Apalagi, jika rasa sakit yang dirasakan sangat mengganggu atau cedera tidak hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Orang dengan gangguan pendarahan seperti hemofilia atau trombosit rendah, atau gangguan kekebalan tubuh seperti HIV atau AIDS, harus mengunjungi dokter setelah mengalami cedera yang menyebabkan perdarahan.

Baca juga: 9 Cara Menghilangkan Memar yang Dapat Dicoba di Rumah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com