Tindakan ini memungkinkan pengguna untuk memasukkan senyum bergigi, misalnya sambil menyesuaikan garis di sekitar mulut, dagu, dan pipi untuk tampilan yang alami.
Meski begitu, bagaimana dengan sistem pengenalan wajah?
Orang lain berspekulasi bahwa FaceApp dapat menggunakan data yang dikumpulkan dari foto pengguna untuk melatih algoritma pengenalan wajah.
Tindakan ini dapat dilakukan bahkan setelah foto itu dihapus karena pengukuran fitur pada wajah seseorang dapat diekstraksi dan digunakan untuk tujuan tersebut.
"Tidak, kami tidak menggunakan foto untuk pelatihan pengenalan wajah,. Hanya untuk mengedeit foto," ujar Kepala Eksekutif Perusahaan FaceApp, Yaroslav Goncharov kepada BBC.
Baca juga: Menilik Bagaimana Penutup Wajah atau Masker Dapat Mengurangi Penyebaran Covid-19
Sementara itu, seorang peneliti keamanan di Departemen Ilmu Komputer, University College London, Steven James Murdoch mengatakan, akan lebih baik bagi privasi untuk memproses foto-foto pada ponsel itu sendiri, namun hal itu justru lebih mudah bagi teknologi FaceApp untuk dicuri.
Di sisi lain, pengacara AS, Elizabeth Potts Weinstein berpendapat, syarat dan ketentuan aplikasi menyarankan foto pengguna dapat digunakan untuk tujuan komersial, layaknya iklan FaceApp sendiri.
Menurut pengacara privasi Pat Walshe menunjuk pada garis dalam kebijakan privasi FaceApp yang menyarankan beberapa data pengguna dapat dilacak untuk tujuan penargetan iklan.
Pada FaceApp juga menyematkan Google Admob, yang menyajikan iklan Google kepada pengguna.
Walshe mengatakan kepada BBC News, ini dilakukan dengan cara yang tidak jelas.
Baca juga: Bersihkan Wajah, Pilih Astringent atau Toner? Ketahui Kandungannya