Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus Minus Wacana Pembukaan Sekolah di Tengah Pandemi Corona...

Kompas.com - 29/05/2020, 08:05 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Kondisi inilah yang memungkinkan sekolah tidak harus kembali dibuka pada Juli 2020.

"Apabila kondisinya seperti ini, bisa melanjutkan online learning, sambil perlahan-lahan ada jadwal masuk sekolah yang hanya untuk social interaction anak, agar mereka tidak stres, karena butuh social interaction tersebut," lanjut dia.

Baca juga: Saat Sistem Pendidikan di Indonesia Dinilai Kaku dan Hampa Makna....

Kondisi ideal

Menilik grafik kasus Covid-19 yang tak kunjung berada di kurva landai, Ina mengatakan, apabila berbicara kondisi ideal, pembukaan sekolah seharusnya menunggu kasus Covid-19 sudah hilang agar penyebaran virus tidak semakin meluas.

"Faktanya, kondisi ideal ini tidak selalu bisa dicapai dalam hidup kita, karena banyak faktor kalau menyangkut banyak orang, apalagi ratusan juta jumlahnya. Kita sudah lihat sendiri banyak orang tidak memikirkan kepentingan publik sehingga tetap melanggar aturan-aturan PSBB," kata dia.

Berdasarkan analisisnya, Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Hal ini dikarenakan, meski negara sudah nol kasus positif virus corona, namun manusia tetap pulang-pergi, sehingga penyebaran Covid-19 menjadi seperti bola pingpong.

Oleh karena itu, setidaknya Indonesia harus bersiap pada 2-3 tahun ke depan.

Baca juga: Para Ahli Teliti Gejala-gejala Langka Virus Corona, Apa Saja?

Namun, jika diasumsikan Covid-19 baru akan hilang 2-3 tahun lagi, tidak mungkin anak-anak akan tetap di rumah dalam jangka waktu selama itu.

"Jadi, mau tidak mau pasti anak harus kembali ke sekolah. Pilihannya Juli ini atau tahun ajaran baru digeser ke Januari 2021, masing-masing pilihan ada plus minusnya," terang Ina.

Ia menjelaskan, faktor plus yang mendukung terselenggaranya pembukaan kembali sekolah pada Juli 2020 adalah sekolah di daerah tertinggal yang menjadikan kegiatan belajar menjadi sulit, karena keterbatasan akses internet.

Sehingga ada juga guru yang rela berkeliling rumah muridnya di desa untuk memberi ilmu kepada mereka.

"Untuk sekolah-sekolah yang punya fasilitas, tapi belum siap sepenuhnya home learning, plusnya, anak-anak jadi tidak terlalu stres dengan beban tugas yang banyak dari guru, ketidakjelasan materi yang disampaikan secara online, dan ada social interaction yang memang dibutuhkan oleh anak-anak," katanya lagi.

Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien Positif Covid-19

Risiko penyebaran

Di sisi lain, wacana pembukaan sekolah di Juli, semisal benar dilakukan memunculkan faktor risiko penyebaran Covid-19 yang tidak kunjung selesai.

"Saya ikut berempati terhadap pembuat kebijakan negeri ini, karena dihadapkan pada keputusan sulit saat ini. Yang bisa kita lakukan hanya meminimalkan risiko tersebut," ujar Ina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com