Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vitamin D untuk Obat Corona, Bagaimana Penjelasannya?

Kompas.com - 28/05/2020, 08:05 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vitamin D sempat disebut-sebut sebagai salah satu obat yang bisa menyembuhkan Covid-19.

Sebelumnya hydroxychloroquine juga disebut-sebut dapat menyembuhkan.

Tapi WHO lalu menghentikan percobaan klinis setelah menemukan bahwa pasien dengan penyakit parah kemungkinan besar meninggal setelah mengonsumsinya.

Baca juga: Kriteria dan Kapan New Normal Bisa Diterapkan, Siapkah Daerah-daerah di Indonesia?

Di Amerika Serikat dan Inggris, vitamin D sempat viral sebagai obat corona. Semua berawal ketika para peneliti di AS dan Inggris membandingkan tingkat vitamin D dari berbagai negara dengan tingkat kematian corona.

Dilansir CNN, Selasa (26/5/2020), ditemukan hubungan antara keduanya. Negara-negara yang melaporkan tingkat vitamin D rendah memiliki tingkat kematian tinggi.

Orang yang kekurangan vitamin D antara lain lansia dan orang berkulit gelap. Hal yang terjadi pada lansia adalah seiring bertambahnya usia, manusia kurang efisien dalam memproduksi vitamin D sendiri.

Sementara itu pada orang berkulit gelap, warna kulit tersebut dapat membuat kulit sulit menyerap sinar matahari. Sehingga sulit memproduksi vitamin D sendiri.

Baca juga: 23.165 Kasus Terkonfirmasi di Indonesia, Ini 7 Daerah dengan Kasus Covid-19 Tertinggi

Vitamin D

Ilustrasi vitamin DBoarding1Now Ilustrasi vitamin D

Lalu sebenarnya bagaimana efek dari mengonsumsi vitamin D?

Seperti vitamin lainnya, vitamin D adalah mikronutrien esensial yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk fungsi sel normal, pertumbuhan, dan perkembangan.

Fungsi utama vitamin D adalah untuk membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfat. Sehingga menjaga otot dan gigi tetap sehat, tulang kuat, dan kecil kemungkinannya patah.

Tubuh membuat vitamin D ketika kulit terpapar langsung ke matahari. Paparan tidak langsung seperti sinar matahari dari jendela tidak akan menghasilkan vitamin D.

Manfaat vitamin D tidak lebih dari melindungi perkembangan tulang dan otot. Ini membantu sel-sel saraf otak membawa pesan dan membantu sistem kekebalan tubuh melawan bakteri dan virus yang menyerang.

Baca juga: Kurma untuk Penderita Diabetes, Apakah Aman?

Penelitian telah menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D merusak sistem kekebalan tubuh.

Beberapa penelitian menemukan bahwa suplemen vitamin D dapat mengurangi risiko infeksi virus pernapasan.

Tetapi infeksi itu bukan Covid-19 dan hingga kini belum diketahui manfaat dari mengonsumsi vitamin D dengan dosis tinggi.

Penelitian sedang dilakukan untuk melihat apakah suplementasi dengan D akan berpengaruh. Tapi saat ini para ahli memperingatkan untuk berhati-hati dalam mengonsumsi vitamin D.

Baca juga: Tak Melulu Jadi Sehat, Ini Bahaya Konsumsi Vitamin Terlalu Banyak

Dampak konsumsi dosis tinggi

Hal buruk bisa terjadi jika terlalu banyak mengonsumsi vitamin D. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut:

  1. penumpukan kalsium yang beracun dalam darah Anda
  2. menyebabkan kebingungan
  3. disorientasi dan masalah dengan ritme jantung
  4. nyeri tulang
  5. kerusakan ginjal
  6. batu ginjal yang menyakitkan.

Dosis harian vitamin D yang disarankan untuk orang di atas 4 tahun adalah 600 IU/hari di AS. Sedangkan di atas 70 tahun di AS dosisnya mencapai 800 IU/hari.

Sementara itu di Inggris, jumlah yang disarankan adalah 400 IU/hari.

National Health Service Inggris menjelaskan dalam lamannya bahwa tidak ada bukti bahwa mengonsumsi vitamin D dapat mengurangi risiko virus corona.

 Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Profil CNF Clairefontaine di Perancis, Tempat Pertandingan Indonesia Vs Guinea

Tren
Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Kronologi Fortuner Polda Jabar Picu Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ, Diselesaikan secara Kekeluargaan

Tren
Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil Terjadi di Pasuruan, 3 Orang Meninggal Dunia

Tren
Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Kisah Pemuda China, Rela Hidup Hemat demi Pacar tapi Berakhir Tragis

Tren
6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

6 Alasan Mengapa Anjing Peliharaan Menatap Pemiliknya, Apa Saja?

Tren
Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Pacitan Diguncang Gempa M 5,0 Selasa Pagi, Ini Wilayah yang Merasakannya

Tren
Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Analisis Gempa Pacitan M 5,0 Selasa Pagi, Disebabkan Deformasi Batuan di Lempeng Indo-Australia

Tren
Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Peneliti Ungkap Suara Makhluk Hidup Terbesar di Dunia yang Sudah Berumur 12.000 Tahun

Tren
Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,0 Guncang Pacitan, Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

6 Cara Intermittent Fasting, Metode Diet Isa Bajaj yang Berhasil Turun Berat Badan 12 Kg

Tren
Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Sidang SYL: Beli Kado dan Renovasi Rumah Pribadi dari Uang Kementan

Tren
Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Rincian Formasi CPNS Sekolah Kedinasan 2024, STAN Terbanyak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com