Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Svalbard, Sebuah Tempat yang Bisa Jadi Rumah Semua Orang

Kompas.com - 23/05/2020, 07:03 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Svalbard adalah sebuah tempat yang penuh dengan hal-hal yang mungkin tidak akan mudah dilupakan oleh sebagian besar orang.

Tempat ini terletak sekitar 800 kilometer di utara daratan Norwegia, di tengah Samudera Arktik.

Dari 2.400 penduduk yang tinggal di ibu kota Svalbard, Longyearbyen, hampir sepertiganya merupakan imigran dari 50 negara atau lebih.

Mengutip BBC, 15 Mei 2020, semua orang dari negara manapun boleh tinggal di Svalbard tanpa visa selama mereka memiliki pekerjaan dan tempat tinggal.

Baca juga: Kisah Warga Indonesia Puasa di Norwegia, Makan Kolak Jadi Obat Kangen Takjil Nusantara

Sejarah Svalbard

Sebagian besar orang mempercayai bahwa orang-orang Viking adalah yang pertama menjelajah pulau-pulau itu sekitar tahun 1.200 Masehi meskipun para penjelajah Belanda menjadi yang pertama melakukan kunjungan yang terdokumentasi.

Saat itu, para penjelajah Belanda tengah mencoba menemukan jalur timur laut ke China pada tahun 1596.

Pada abad-abad berikutnya, banyak pula datang pemburu Walrus dan Paus dari Inggris, Denmark, Perancis, Norwegia, Swedia, dan Rusia.

Kemudian, pada 1906, pengusaha Amerika bernama John Munro Longyear mendirikan tambang batu bara pertama di kepulauan ini.

Industri tersebut menjadi industri utama Svalbard hampir sepanjang abad ke-20.

Baca juga: Puasa Sampai 22 Jam, Tips Kuat Berpuasa dari WNI di Norwegia dan Islandia

Sementara itu, saat ini, aktivitas utama di Svalbard didominasi oleh pariwisata, penelitian lingkungan, dan ekologi.

Pulau-pulau itu tidak dikuasai oleh negara manapun hingga tahun 1920, yaitu setelah Perang Dunia I, di mana sebuah perjanjian menjamin kedaulatan Norwegia atas Svalbard ditandatangani oleh 9 negara dan saat ini, 46 negara.

Perjanjian tersebut menetapkan bahwa wilayah itu tidak dapat digunakan untuk tujuan militer dan Norwegia bertanggung jawab untuk melestarikan lingkungan alam di pulau-pulau tersebut.

Namun, salah satu isi perjanjian yang paling mencolok adalah adanya klausa unik yang mengharuskan tidak adanya diskriminasi perlakuan antara warga Norwegia dan bukan warga Norwegia.

Baca juga: Norwegia Dikenal Punya Durasi Puasa Terlama, Ternyata Ada yang Puasa 13-14 Jam Saja, Kenapa?

Jumlah beruang kutub lebih banyak dari manusia

Sebuah tanda peringatan beruang kutub di SvalbarShutterstock Sebuah tanda peringatan beruang kutub di Svalbar

Longyearbyen menjadi tempat di mana sebagian besar orang yang pindah ke Svalbard menetap. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Badai Matahari Mei 2024 Jadi yang Terkuat dalam 20 Tahun Terakhir, Apa Saja Dampaknya?

Tren
5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

5 Temuan Polisi soal Kondisi Bus yang Kecelakaan di Subang, Bekas AKDP hingga Rangka Berubah

Tren
Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Nilai Tes Online Rekrutmen BUMN Tiba-tiba Turun di Bawah Standar, Ini Kronologinya

Tren
Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Pakai Cobek dan Ulekan Batu Disebut Picu Batu Ginjal, Ini Faktanya

Tren
7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

7 Pilihan Ikan Tinggi Zat Besi, Hindari Kurang Darah pada Remaja Putri

Tren
Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Pendaftaran CPNS 2024: Link SSCASN, Jadwal, dan Formasinya

Tren
6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Konsumsi Garam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com