Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tagar "Adaptasi dengan Corona" Viral, Ahli Epidemiologi: Corona Berpotensi Endemik

Kompas.com - 16/05/2020, 22:36 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Dicky sendiri pada April mengaku sempat mengatakan hal serupa dalam sebuah seminar yakni virus berpotensi menjadi endemik dan virus mungkin akan ada di antara manusia dalam waktu lama.

Sehingga dia mengingatkan, hal itu berarti masyarakat, institusi, dan pemerintah harus segera memiliki strategi komprehensif dalam menangani virus.

Strategi itu termasuk tiga pola yang harus diperhatikan terkait kehidupan baru di tengah ‘damai dengan virus’

Pola itu meliputi perubahan pola pada kehidupan masyarakat, pola kerja pada institusi, serta pola pelayanan baru yang mempengaruhi sektor-sektor yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

“Tanpa adanya ketiga pola baru itu kita akan dalam posisi berbahaya, banyak kasus baru, klaster baru,” terangnya.

Baca juga: Tentang New Normal Life, Hidup Berdamai dengan Covid-19 seperti Diungkapkan Presiden Jokowi

New normal

Pola hidup baru masyarakat yang dia maksud adalah jaga jarak, pakai masker, tak berpergian kalau tak perlu, tak berkerumun dan sebagainya.

Pola kerja baru adalah yang diterapkan di institusi seperti pada bandara harus ada aturan cek suhu saat masuk, atau pada perkantoran maka diterapkan aturan misal masuk ganjil genap untuk menghindari kerumunan.

"Memisahkan mereka yang meskipun ada aturan boleh kembali ke kantor usia di bawah 45, harus diperhatikan apa mereka berisiko. Seperti punya penyakit seperti diabetes dan jantung misalnya," ujar Dicky. 

Sementara pola pelayanan baru adalah bagi tempat yang berinteraksi langsung dengan masyarakat misal samsat kantor pajak atau rumah sakit harus memiliki aturan tertentu.

Ketiga pola itu sendiri masuk sebagai bagian strategi komprehensif.

Strategi komprehensif menurutnya juga sangat diperlukan di tengah waktu menunggu vaksin dan obat dan selama pembuktian bahwa virus akan menjadi endemi atau mungkin hanya akan bertahan 3 tahun.

Baca juga: Tanpa Vaksin, Herd Immunity Bisa Membuat Jutaan Orang Meninggal

Dahulukan kesehatan

Lebih lanjut epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia itu mengatakan, sejarah menunjukkan mengatasi pandemi harus didahulukan karena berkaitan dengan sektor kesehatan

“Pemerintah ada target-target ekonomi, nah target ekonomi yang akan dicapai pemerintah itu tidak akan tercapai apabila strategi utama di sektor kesehatan penanganan di bidang pandeminya tidak tepat, tidak masih agresif, tidak responsif, artinya ini yang harus diutamakan dahulu,” kata dia.

Hal ini karena masyarakat menurut Dicky, jelas akan merasa lebih aman apabila tidak merasa ada ancaman, yaitu bahaya terinfeksi virus corona

“Kalau aman mereka akan bisa melaksanakan aktivitas ekonomi,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

[POPULER TREN] Warga Israel Rusak Bantuan Indomie untuk Gaza, Gletser Terakhir di Papua Segera Menghilang

Tren
Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Deretan Insiden Pesawat Boeing Sepanjang 2024, Terbaru Dialami Indonesia

Tren
Asal-usul Gelar 'Haji' di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Asal-usul Gelar "Haji" di Indonesia, Warisan Belanda untuk Pemberontak

Tren
Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar 'Money Politics' Saat Pemilu Dilegalkan

Sosok Hugua, Politisi PDI-P yang Usul agar "Money Politics" Saat Pemilu Dilegalkan

Tren
Ilmuwan Temukan Eksoplanet 'Cotton Candy', Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Ilmuwan Temukan Eksoplanet "Cotton Candy", Planet Bermassa Sangat Ringan seperti Permen Kapas

Tren
8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

8 Rekomendasi Makanan Rendah Kalori, Cocok untuk Turunkan Berat Badan

Tren
Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Kronologi dan Fakta Keponakan Bunuh Pamannya di Pamulang

Tren
Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Melihat 7 Pasal dalam RUU Penyiaran yang Tuai Kritikan...

Tren
El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

El Nino Diprediksi Berakhir Juli 2024, Apakah Akan Digantikan La Nina?

Tren
Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Pria di Sleman yang Videonya Viral Pukul Pelajar Ditangkap Polisi

Tren
Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Soal UKT Mahal Kemendikbud Sebut Kuliah Pendidikan Tersier, Pengamat: Terjebak Komersialisasi Pendidikan

Tren
Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Detik-detik Gembong Narkoba Perancis Kabur dari Mobil Tahanan, Layaknya dalam Film

Tren
7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

7 Fakta Menarik tentang Otak Kucing, Mirip seperti Otak Manusia

Tren
Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Cerita Muluwork Ambaw, Wanita Ethiopia yang Tak Makan-Minum 16 Tahun

Tren
Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Mesin Pesawat Garuda Sempat Terbakar, Jemaah Haji Asal Makassar Sujud Syukur Setibanya di Madinah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com