KOMPAS.com - Pandemi bakteri Yersinia Pestis menyebabkan kematian sepertiga populasi Eropa pada abad pertengahan.
Bakteri tersebut mewabah di Eropa dari abad ke-14 hingga ke-18 dan menjadi biang keladi kematian yang disebut Black Death.
Diduga, bakteri itu menyebar mulai dari Pelabuhan Marseille, Perancis. Peristiwa itu kemudian dikenal dengan Great Plague of Marseille 1720 atau wabah besar Marseille.
Dalam enam tahun, bakteri ini menjadi pandemi di seluruh Benua Eropa.
Baca juga: Kota Dubrovnik, Sejarah dan Awal Mula Konsep Karantina Penyakit dari Abad ke-14
Mitigasi bencana
Dikutip dari Historyhit, sebelum datangnya wabah ini, orang-orang Marseille, Perancis, di pantai Mediterania, telah mengetahui tentang wabah penyakit. Seperti yang terjadi pada 1580 dan tahun 1650.
Sehingga mereka membentuk dewan sanitasi untuk menjaga kondisi kesehatan yang baik di kota, di mana kapal-kapal yang berasal dari pelabuhan yang jauh perlu dikarantina.
Selain itu, ada sistem tiga tingkat untuk mengkarantina setiap kapal yang datang ke pelabuhan.
Yaitu melibatkan pencarian log kapten dan catatan rinci dari semua pelabuhan di seluruh dunia di mana aktivitas wabah telah dilaporkan.
Mengingat langkah-langkah tegas ini, menjadi mengejutkan ketika kemudian wabah menewaskan separuh populasi Marseille. Apa yang terjadi?
Melonggarkan karantina
Pada tanggal 25 Mei 1720, disebutkan sebuah kapal bernama the Grand-Sainte-Antoine tiba dari Sidon di Lebanon, membawa muatan sutra dan kapas yang berharga.
Tidak ada yang aneh dalam hal ini, tetapi masalahnya adalah bahwa kapal itu telah sebelumnya singgah di Siprus, di mana terdapat laporan wabah di tempat itu.
Setelah ditolak pelabuhan di Livorno, Italia kapal itu ditempatkan di sebuah karantina di luar dermaga kota.
Baca juga: Karantina: Pengertian dan Sejarah Singkat
Sementara sebelumnya diketahui penumpang kapal dari Turki dan kemudian menyebar ke ahli bedah kapal serta beberapa kru mati diduga karena virus.