Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Turki Resmi Jadi Negara Republik

Kompas.com - 20/04/2020, 13:46 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 96 tahun lalu, tepatnya 20 April 1924, Turki resmi menjadi negara republik.

Sebelumnya, pada 29 Oktober 1923, Turki secara resmi meninggalkan sistem monarki warisan Kesultanan Ottoman dan melantik Mustafa Kemal sebagai presiden pertama.

Kesultanan Ottoman sendiri dibubarkan pada 3 Maret 1924 dan seluruh anggota dinasti tersebut diasingkan keluar dari Turki.

Pergolakan Perang Dunia I

Melansir Britannica, meski pemerintahan resmi Ottoman yang berada di bawah Sultan Ottoman ke-36, Mehmed VI , memutuskan bahwa perlawanan terhadap Sekutu tidak mungkin dilakukan, kantong-kantong perlawanan tetap ada di Anatolia, cikal bakal Turki modern.

Kantong-kantong perlawanan ini terdiri dari kelompok-kelompok laskar dan desertir, sejumlah unit Ottoman yang masih utuh, dan berbagai elemen masyarakat.

Perlawanan mereka dipicu oleh pendudukan Yunani atas Izmir pada 15 Mei 1919.

Saat itu, Mustafa Kemal, salah satu perwira paling sukses di kesultanan, berangkat untuk misi resmi ke Anatolia timur dan mendarat di Samsun pada 19 Mei 1919.

Dia segera mengonsolidasikan perlawanan meskipun ditentang oleh pemerintahan resmi Ottoman.

Melalui Asosiasi untuk Pertahanan Hak-hak Anatolia Timur (didirikan 3 Maret 1919), kongres digelar di Erzurum (Juli-Agustus).

Kemudian dilanjutkan dengan kongres kedua di Sivas pada September 1919 dengan dihadiri delegasi yang mewakili seluruh negeri.

Asosiasi baru untuk Pertahanan Hak-hak Anatolia dan Rumelia didirikan.

Sementara itu, komite eksekutif untuk mengorganisir perlawanan juga dibentuk dengan Mustafa Kemal ditunjuk sebagai ketua.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Boeing 727 Tabrak Pegunungan, 53 Penumpang Tewas

Konflik dalam negeri

Pemerintah resmi menyerah pada tekanan kelompok pendukung Mustafa Kemal. Wazir Agung yang tidak populer, Damad Ferid Pasha, mengundurkan diri dan digantikan oleh Ali Riza Pasha yang lebih simpatik.

Negosiasi dengan kelompok tersebut diikuti oleh pemilihan parlemen baru yang bertempat di Istanbul pada Januari 1920.

Mayoritas parlemen menentang kebijakan resmi pemerintah dan mengesahkan Pakta Nasional, yang dirumuskan di Erzurum dan Sivas. Tujuannya, untuk mencapai kemerdekaan.

Pihak Sekutu membalas hal tersebut dengan memperluas wilayah pendudukan di Istanbul pada 16 Maret 1920, menangkap serta mendeportasi banyak deputi.

Damad Ferid kembali menjadi wazir pada 5 April 1920. Dengan dukungan kelompok agama, ia bertekad untuk menghancurkan kelompok pendukung Mustafa Kemal.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Longsor Salju Everest, 16 Orang Pemandu Pendakian Tewas

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com