Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Turki Resmi Jadi Negara Republik

Kompas.com - 20/04/2020, 13:46 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

 

Tekanan dari berbagai arah

Mustafa Kemal dan pendukungnya dihadapkan pada tekanan dari berbagai arah. Terjadi pemberontakan lokal, pasukan resmi Ottoman, dan konflik dengan Yunani.

Kebutuhan mendesak pertama adalah membangun fondasi resmi sebelum melakukan tindakan apa pun.

Pada 23 April 1920, Majelis Nasional Besar bertemu di Ankara dan secara tegas menyatakan bahwa pemerintahan sultan harus menentang penjajahan asing.

Undang-Undang Dasar 20 Januari 1921 menyebutkan, majelis menyatakan bahwa kedaulatan adalah milik bangsa. Majelis dianggap sebagai wakil bangsa yang sejati dan satu-satunya.

Nama negara dinyatakan sebagai Turki (Türkiye), dan kekuasaan eksekutif dipercayakan kepada dewan eksekutif yang dipimpin oleh Mustafa Kemal.

Mustafa Kemal akhirnya bisa berkonsentrasi penuh pada perang dan berhasil meredam pemberontakan lokal serta mengalahkan pasukan Ottoman.

Pada 1920-1921, pasukan Yunani membuat kemajuan besar, dan hampir mencapai Ankara.

Kemudian, berhasil dikalahkan pada Pertempuran Sungai Sakarya, 24 Agustus 1921 serta membawa Turki menduduki Izmir pada 9 September 1922.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kapal Kargo Fort Stikine Meledak, 1.300 Orang Meninggal

Perlahan bangkit

Saat itu, Mustafa Kemal dan pendukungnya sudah mulai mendapatkan pengakuan Eropa.

Pada 16 Maret 1921, Perjanjian Soviet-Turki memberi Turki keuntungan dengan kembalinya Kota Kars dan Ardahan ke Turki.

Masalah domestik mendorong Italia untuk mulai menarik diri dari wilayah Turki yang didudukinya.

Berdasarkan Perjanjian Ankara, Pdrancis setuju untuk meninggalkan wilayah selatan Kilikia. Akhirnya, Sekutu setuju untuk menyerahkan kembali Istanbul dan Thrace Timur ke tangan Turki.

Konflik dengan Yunani berakhir lewat penyelesaian komprehensif yang akhirnya dicapai melalui Perjanjian Lausanne (1923).

Perbatasan Turki di Thrace didirikan di Sungai Maritsa, dan Yunani mengembalikan Pulau Gökçeada (Imbros) dan Bozcaada (Tenedos).

Terjadi pertukaran populasi yang menyebabkan sekitar 1.300.000 orang Yunani meninggalkan Turki dan 400.000 orang Turki dipulangkan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Yuri Gagarin Jadi Manusia Pertama di Luar Angkasa

Status Kota Mosul diserahkan kepada Liga Bangsa-Bangsa, yang pada tahun 1925 merekomendasikannya untuk menjadi bagian dari negara baru Irak.

Perjanjian Lausanne juga mengatur pembagian utang publik Ottoman, penghapusan kapitulasi secara bertahap, dan memberi wewenang otoritas internasional untuk mengontrol selat yang merupakan akses ke Laut Hitam.

Turki tidak mendapatkan kembali kendali penuh atas selat itu hingga Konvensi Montreux tahun 1936.

Pembangunan sistem politik baru dimulai dengan penghapusan kesultanan dan deklarasi republik.

Kesetiaan rakyat kepada dinasti Ottoman sangat kuat bahkan di kalangan pendukung Mustafa Kemal.

Akan tetapi, kedekatan Sultan Mehmed VI dengan Sekutu membuatnya kehilangan dukungan.

Hal tersebut sedikit banyak terbantu oleh adanya undangan Sekutu kepada Sultan untuk mencalonkan wakil ke Lausanne. 

Dengan kombinasi ancaman dan persuasi yang cemerlang, Mustafa Kemal mampu mendorong majelis untuk menghapuskan kesultanan (1 November 1922).

Mehmed VI meninggalkan Turki, dan sepupunya Abdülmecid II diangkat sebagai khalifah Ottoman pertama dan terakhir yang tidak bergelar Sultan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: 6 April 1896, Olimpiade Modern Pertama Digelar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com