Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Dekat dengan Bilik Swab Ciptaan Dosen UGM

Kompas.com - 17/04/2020, 13:34 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Kemudian, ruangan di mana tenaga medis harus bersih atau bebas kuman, maka digunakan blower yang disaring dengan hepa filter.

"Saya gunakan hepa filter karena efektif menyaring partikel-partikel kecil bahkan yang berukuran nano," ungkap Jaka.

"Hepa filter sudah lama digunakan sebagai standard pembuatan laminar air flow atau biosefety cabinet yang banyak di gunakan pada laboratorium khususnya mikrobiologi," imbuh dia.

Lebih lanjut, bilik swab ini juga dilengkapi dengan sarung tangan panjang berstandar medis dan dilapisi dengan handscoon yang sekali pakai.

Dengan bergitu, antara tenaga medis dengan pasien atau orang yang diperiksa, betul-betul dibatasi oleh sekat baik itu kaca maupun sarung tangan.

"SOP yang harus dikerjakan sebelum pemeriksaan adalah membersihkan sarung tangan panjang dan lingkungan sekitar bilik dengan disinfektan ramah lingkungan terlebih dahulu, kemudian sarung tangan ditangkapi dengan handscoon steril sekali pakai. Dengan demikian keamanan pasien bisa dijaga," jelas dia.

Baca juga: Diprediksi Akan Terjadi, Apa Itu Gelombang Kedua Virus Corona?

Dilengkapi berbagai macam komponen

Bilik swab yang Jaka buat juga dilengkapi dengan penerangan baik dalam bilik atau lampu sorot di luar bilik tempat pasien diperiksa.

Juga dilengkapi dengan amplifier untuk komunikasi tenaga medis dengan pasien supaya tidak terjadi salah komunikasi.

Jaka menyebut, untuk pembuatan bilik yang pertama memang hampir Rp 10 juta dikarenakan masih dalam tahap riset material dan design.

"Tapi seandainya mau diproduksi secara massal bisa Rp 7,5-8 juta. Saat ini donasi dari teman-teman juga terus mengalir dan kami sedang membuat lagi 4 unit untuk dapat disumbangkan khususnya rumah sakit rujukan," ujar Jaka.

Tak hanya itu, Gugus Tugas Covid-19 Nasional, kata Jaka, telah menghubunginya dan memiliki niat untuk men-support dan memproduksi secara massal bilik swab tersebut.

Ia berharap, agar risiko penularan baik itu ke tenaga medis atau ke orang sehat yang diperiksa bisa dicegah. Disamping itu dapat mengurangi penggunaan APD sekaligus tenaga medis lebih nyaman.

"Terakhir, semoga dapat menginspirasi anak-anak muda untuk mengembangkan menjadi lebih baik dan sempurna," pungkas Jaka.

Baca juga: Kenali Tanda dan Gejala Infeksi Virus Corona pada Anak-anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com