Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Dekat dengan Bilik Swab Ciptaan Dosen UGM

Kompas.com - 17/04/2020, 13:34 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Jaka Widada berhasil membuat bilik swab untuk pemeriksaan pasien Covid-19.

Jaka mengatakan, alasannya membuat bilik swab tersebut adalah karena untuk lebih memudahkan petugas medis dalam melakukan tes swab.

"Latar belakang adalah banyaknya tenaga medis yang tertular Covid-19 dari pasien. Diharapkan dengan bilik tersebut dapat menghindarkan petugas medis dari tularan corona," kata Jaka saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/4/2020).

Selain itu, sesuai bidang keilmuan yang Jaka miliki yakni mikrobiologi, ia lalu coba berpikir, membaca dan mencari karakter dari virus Covid-19 utamanya tentang ukuran.

Baca juga: Bertambah Lagi, 706 PNS Terdeteksi Covid-19

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

semoga dapat melindungi baik tenaga medis maupun seseorang yh diambil sampelnya dengan metode swab

A post shared by Jaka Widada (@jaka_widada) on Apr 15, 2020 at 8:19am PDT

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Tak perlu gunakan APD

Sehingga, dengan menggunakan bilik tersebut para petugas kesehatan tidak perlu lagi memakai alat pelindung diri (APD).

"Diilhami juga oleh alat serupa yang ada di Korea Selatan. Kan banyak yang memberitakan juga dan dinilai efektif. Maka saya mencoba untuk mengembangkan di Indonesia," ujar Jaka.

Di samping itu, Jaka juga berdiskusi dengan sang istri yang kebetulan dokter spesialis THT terkait pengambilan sampel dengan metode swab.

Kendati demikian, guna mewujudkan impiannya tersebut perlu memakan banyak biaya. Sehingga rekan-rekannya yang mengetahui memberikan sedikit donasi.

Ia juga menggandeng Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk juga mewujudkan alat yang diinginkannya tersebut.

"Ada permasalahan yang cukup pelik yaitu alat-alat medis itu salah satunya harus memenuhi standard yang tinggi yang berkonsekuensi biaya yang tidak murah," kata Jaka.

Ia mengungkapkan, idealnya bila membuat alat bilik swab ini terbuat dari stainless steel, namun jika memakai bahan tersebut biaya akan jadi mahal.

Baca juga: Berikut Cara Tingkatkan Imun Tubuh Saat Pandemi Corona, Berhenti Merokok Salah Satunya

Gunakan bahan APC

Tes Covid-19 - Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes COVID-19 di sebuah bilik pengujian di luar rumah sakit Yangji di Seoul pada 17 Maret 2020. Sebuah rumah sakit Korea Selatan telah memperkenalkan bilik telepon. Hal tersebut dilakukan guna menghindari staf medis yang harus menyentuh pasien secara langsung dan mengurangi waktu disinfeksi.Ed Jones/AFP Tes Covid-19 - Seorang pria berbicara kepada seorang perawat selama tes COVID-19 di sebuah bilik pengujian di luar rumah sakit Yangji di Seoul pada 17 Maret 2020. Sebuah rumah sakit Korea Selatan telah memperkenalkan bilik telepon. Hal tersebut dilakukan guna menghindari staf medis yang harus menyentuh pasien secara langsung dan mengurangi waktu disinfeksi.

Tak berpikir panjang, Jaka lalu memutuskan untuk memakai bahan alumunium panel composit (APC) yang sering digunakan di bangunan.

"Bahan ini (APC) cukup kuat dan mudah dibersihkan sehingga cocok untuk digunakan dalam bidang medis," ucap lulusan S3 University of Tokyo, Jepang itu.

Adapun untuk ukuran bilik swab yakni 90x90x200 dengan roda pada bagian bawah bilik sehingga dinamis dapat dipindah-pindah.

Kemudian, ruangan di mana tenaga medis harus bersih atau bebas kuman, maka digunakan blower yang disaring dengan hepa filter.

"Saya gunakan hepa filter karena efektif menyaring partikel-partikel kecil bahkan yang berukuran nano," ungkap Jaka.

"Hepa filter sudah lama digunakan sebagai standard pembuatan laminar air flow atau biosefety cabinet yang banyak di gunakan pada laboratorium khususnya mikrobiologi," imbuh dia.

Lebih lanjut, bilik swab ini juga dilengkapi dengan sarung tangan panjang berstandar medis dan dilapisi dengan handscoon yang sekali pakai.

Dengan bergitu, antara tenaga medis dengan pasien atau orang yang diperiksa, betul-betul dibatasi oleh sekat baik itu kaca maupun sarung tangan.

"SOP yang harus dikerjakan sebelum pemeriksaan adalah membersihkan sarung tangan panjang dan lingkungan sekitar bilik dengan disinfektan ramah lingkungan terlebih dahulu, kemudian sarung tangan ditangkapi dengan handscoon steril sekali pakai. Dengan demikian keamanan pasien bisa dijaga," jelas dia.

Baca juga: Diprediksi Akan Terjadi, Apa Itu Gelombang Kedua Virus Corona?

Dilengkapi berbagai macam komponen

Bilik swab yang Jaka buat juga dilengkapi dengan penerangan baik dalam bilik atau lampu sorot di luar bilik tempat pasien diperiksa.

Juga dilengkapi dengan amplifier untuk komunikasi tenaga medis dengan pasien supaya tidak terjadi salah komunikasi.

Jaka menyebut, untuk pembuatan bilik yang pertama memang hampir Rp 10 juta dikarenakan masih dalam tahap riset material dan design.

"Tapi seandainya mau diproduksi secara massal bisa Rp 7,5-8 juta. Saat ini donasi dari teman-teman juga terus mengalir dan kami sedang membuat lagi 4 unit untuk dapat disumbangkan khususnya rumah sakit rujukan," ujar Jaka.

Tak hanya itu, Gugus Tugas Covid-19 Nasional, kata Jaka, telah menghubunginya dan memiliki niat untuk men-support dan memproduksi secara massal bilik swab tersebut.

Ia berharap, agar risiko penularan baik itu ke tenaga medis atau ke orang sehat yang diperiksa bisa dicegah. Disamping itu dapat mengurangi penggunaan APD sekaligus tenaga medis lebih nyaman.

"Terakhir, semoga dapat menginspirasi anak-anak muda untuk mengembangkan menjadi lebih baik dan sempurna," pungkas Jaka.

Baca juga: Kenali Tanda dan Gejala Infeksi Virus Corona pada Anak-anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Profil Shaun Evans, Wasit Indonesia vs Korsel Piala Asia U23 2024

Tren
Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Kenya Diterjang Banjir Bandang, KBRI Pastikan Kondisi WNI Aman

Tren
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Tukar Tiket Mulai Mei

Tren
Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Penelitian Menemukan Bagaimana Kucing Menghasilkan Suara Dengkuran Uniknya

Tren
Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari Masa ke Masa, Shin Tae-yong Paling Lama

Tren
Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Belum Terjual, Mobil Mario Dandy Dilelang mulai Rp 809 Juta, Simak Cara Belinya

Tren
Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Shin Tae-yong dan Pratama Arhan Akan Hadapi Rekannya

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U23, Kick Off 00.30 WIB

Tren
Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Kronologi Perampok Sebar Uang Curian Rp 250 Juta untuk Mengecoh Kejaran Warga di Jambi

Tren
20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

20 Negara Penduduk Terbanyak di Dunia 2024, Indonesia Nomor Berapa?

Tren
Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Ilmuwan Akhirnya Tahu Apa Isi Bulan, Disebut Mirip dengan Bumi

Tren
14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

14 Kepala Daerah Penerima Satyalancana dari Jokowi, Ada Bobby tapi Gibran Batal Hadir

Tren
KAI Sediakan Fitur 'Connecting Train' untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

KAI Sediakan Fitur "Connecting Train" untuk Penumpang yang Tidak Dapat Tiket di Stasiun

Tren
Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Daftar Dugaan Keterlibatan Keluarga SYL dalam Pencucian Uang, Digunakan untuk Skincare dan Renovasi Rumah

Tren
Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan, Terbaru Bobby Nasution

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com