Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pasien Positif Covid-19 Tanpa Gejala, Jalani Isolasi Mandiri di Rumah

Kompas.com - 05/04/2020, 07:02 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah studi menemukan bahwa tak sedikit penderita Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala atau asimptomatik.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kemudian menambahkan satu kategori yaitu Orang Tanpa Gejala (OTG), namun statusnya adalah positif terinfeksi virus corona.

Kepada Kompas.com, Sabtu (4/4/2020), W (41), seorang yang ditetapkan sebagai OTG Covid-19 berbagi ceritanya.

Ia kini tengah menjalani karantina mandiri di rumahnya, di wilayah DKI Jakarta.

Menurut W, ia kemungkinan besar tertular virus corona saat dirawat di rumah sakit setelah menjalani sebuah operasi.

Pasca-operasi, ia ditempatkan satu kamar bersama seorang pasien yang ternyata diketahui positif Covid-19.

Baca juga: Pertama Kalinya Lonjakan Pasien Virus Corona Tanpa Gejala Terjadi di China

Awal tertular

W menceritakan, ia dirawat di ruangan yang sama, sebut saja di Rumah Sakit X, dengan seorang pasien yang terakhir diketahui positif Covid-19, seorang dokter, sebut saja dr. A, selama 2 hari.

Selama 2 hari itu, mereka menggunakan satu kamar mandi yang sama di ruang perawatan itu.

Ketika itu, dr. A belum diketahui mengidap Covid-19, sehingga pihak rumah sakit masih menempatkannya di ruang perawatan bersama pasien umum lainnya.

W dan pasien tersebut mulai berada pada kamar yang sama pada 9 Maret 2020 malam,  hingga akhirnya W dinyatakan pulih dari operasinya dan boleh kembali ke rumah pada 11 Maret 2020.

"Waktu Beliau (dr. A) lewat, tirainya kan saya buka sedikit, terus Beliau tanya, 'Sakit apa Pak?' (W menjawab) 'Saya habis operasi'. (dr. A kembali menjawab) 'Oh kalau saya demam sudah 5 hari enggak sembuh-sembuh'" ujar W menceritakan ulang perbincangan singkat dengan dokter A.

Dari situ, ia dan sang istri yang ikut menjaganya di rumah sakit mulai khawatir bahwa pasien yang dirawat satu ruangan bersamanya itu menderita Covid-19.

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Gejala yang ditunjukkan dr. A mirip dengan Covid-19 yang ketika itu sudah terkonfirmasi masuk ke Indonesia.

"Waduh Bapak ini demam, batuk-batuk, gejala-gejalanya (Covid-19) ada di situ. Tapi kok dia ditempatkan bareng kita ya. Kami enggak pernah komunikasi lagi (setelah mengetahui gejala yang ditunjukkan dr. A)," kata W.

Setelah kurang lebih sepekan berada di rumah, W menerima pesan berantai WhatsApp dari istrinya yang menyebutkan dr. A telah meninggal pada 12 Maret 2020 dan dimakamkan keesokan harinya.

Dr. A dinyatakan positif Covid-19.

"Begitu saya baca namanya, saya kaget. Saya bilang ke istri saya. 'Wah kalau gitu kita harus tes'," kata W.

Saudara dr. A, yang kebetulan merupakan teman W, menceritakan, pihak keluarga juga tidak mengetahui bahwa dr. A positif terinfeksi virus corona. Segala proses pengurusan jenazah hingga pemakaman berjalan seperti biasa.

"Setelah itu, saya ambil inisiatif besoknya (19/3/2020). Ini gimana nih, kan jadi agak panik waktu itu. Kami 2 hari 2 malam bersama dia, sharing kamar mandi yang sama," ujar W.

Ia dan istri pun mendatangi RSPI Sulianti Saroso untuk mengajukan tes virus corona pada keesokan harinya.

Datang di pagi hari, mereka baru  bisa bertemu dengan tim medis pada sore hari karena banyaknya antrean.

Setelah menceritakan latar belakang dan niatnya untuk melakukan tes, W dan istri hanya diminta untuk memantau kondisi kesehatannya.

"Saya cuma diwawancara saja, karena kondisinya saya sehat dan hampir tidak ada gejala," ujar dia.

Jika dalam 3 hari setelahnya menunjukkan tanda-tanda, mereka diminta kembali untuk menjalani tes toraks dan darah di RSPI Sulianti Saroso.

Baca juga: Infeksi Virus Corona Tanpa Gejala pada Anak Muda dan Pentingnya Social Distancing

Halaman Berikutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com