Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pasien Positif Covid-19 Tanpa Gejala, Jalani Isolasi Mandiri di Rumah

Kompas.com - 05/04/2020, 07:02 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Jalani tes

Pada 20 Maret 2020, W mendatangi RS X dan meminta pertanggungjawaban karena telah menempatkannya bersama seorang pasien Covid-19. Namun, tidak ada respons yang diberikan RS X ketika itu.

Keesokan harinya, 21 Maret 2020, ia bertemu dokter bedah yang menangani operasinya dan menceritakan apa yang dialaminya hingga dibantu mendapatkan rujukan untuk menjalani tes.

"Dokter bedah ini bantu saya untuk dirujuk ke salah satu dokter di rumah sakit itu. Nah, pas saya dirujuk, kemudian dari manajemen rumah sakit itu ada yang menghubungi saya juga. Hari itu juga kami melakukan tes toraks di rumah sakit tempat saya dirawat sebelumnya. Kami melakukan tes toraks dan tes darah gitu," ungkap W.

Menurut dia, hal ini bentuk tanggung jawab rumah sakit karena telah menempatkannya satu ruangan dengan pasien positif Covid-19.

Dari hasil tes yang keluar 9 hari kemudian, 30 Maret 2020, paru-paru W dan istri diketahui baik-baik saja dan tidak terdapat bercak apa pun.

Sementara, dari hasil tes CRP, leukosit W diketahui rendah, dan leukosit istrinya normal.

"Kalau leukosit rendah itu menunjukkan ada infiltrasi virus ke dalam darah," sebut dia.

WW pun kemudian dinyatakan positif Covid-19.

"Saya baru dapat hasilnya tanggal 30 kemarin, hari Senin, hasilnya positif, istri saya negatif," kata W.

Setelah itu, ia dirujuk ke dokter paru dan diberikan sejumlah obat-obatan, salah satunya klorokuin.

Meskipun positif Covid-19, W mendapatkan surat rekomendasi untuk melakukan perawatan mandiri di rumah selama 14 hari.

Alasan isolasi mandiri di rumah karena kondisinya fisik dan kesehatannya yang dinilai baik.

Baca juga: Bagaimana Aturan Isolasi dan Karantina Diri karena Virus Corona? Ini Panduannya

Isolasi mandiri di rumah

Sebelum dipastikan positif Covid-19, W sudah mengisolasi diri di rumah bersama istrinya. Mereka berinteraksi seperti biasa, karena masih meyakini tidak terjangkit virus corona.

Namun, setelah hasil tes keluar, W langsung mengarantina diri di kamar yang terletak di lantai 2. Sementara, semua anggota keluarganya tinggal di lantai 1.

"Ya interaksinya paling kalau taruh makan ditaruh di depan kamar atau ditaruh di balkon gitu, nanti saya diberi tahu," kisah dia.

Ia dan keluarga disiplin menjalankan aturan isolasi, mulai dari menjaga jarak, menjaga kebersihan, tidak keluar rumah, makan makanan yang bergizi, berjemur setiap pagi, dan mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter.

Bahkan, alat makan dan minum yang digunakan W dipisah dari alat yang digunakan anggota keluarga lainnya.

Di lantai 2, W menggunakan kamar mandi sendiri.

W juga telah melaporkan kondisinya ke ketua RW tempatnya tinggal.

"Saya juga sudah memberi tahu RW setempat, tapi RW setempat 'Ya bapak karena kondisinya baik dan sudah isolasi diri di rumah, kami memutuskan untuk tidak mengiformasikan ke lingkungan, karena menjaga supaya tidak panik warga di sini'," cerita W.

Baca juga: Atasi Rasa Kesepian Selama Isolasi Diri di Rumah, Lakukan 5 Cara Ini

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com