KOMPAS.com – Sejumlah ilmuwan dan ahli memprediksi puncak wabah virus corona di Indonesia.
Prediksi ini dilakukan melalui permodelan yang menghitung perkiraan puncak wabah. Tujuannya, agar langkah-langkah antisipatif bisa dimaksimalkan.
"Jika upaya pencegahan transmisi dapat dimaksimalkan, kemungkinan perkiraan puncak wabah juga akan bergeser dan wabah virus ini bisa segera berakhir," kata pakar dari Universitas Brawijaya dr. Andrew William Tulle, seperti dikutip dari laman Universitas Brawijaya dan diberitakan Kompas.com, Senin (30/03/2020).
Akan tetapi, beberapa hal dapat memengaruhi perkiraan puncak wabah.
Mudik warga Jakarta ke berbagai wilayah di Indonesia diprediksi bisa memengaruhi pola penyebaran Covid-19.
Menurut Andrew, gerakan mudik akan memunculkan kasus-kasus baru dan mengubah masa puncak wabah.
"Upaya yang dapat dilakukan adalah menghambat penyebaran dengan mengurangi kemungkinan transmisi virus antarmanusia, hingga seluruh penderita sembuh dan terbebas dari virus," kata dia.
Baca juga: Di New York, Ditemukan Banyak Pasien Berusia Muda yang Terinfeksi Virus Corona
Kapan puncak dan perkiraan wabah virus corona di Indonesia akan berakhir?
Perhitungan tersebut disampaikan Deputi V BIN Afini Noer berdasarkan hasil simulasi permodelan pemerintah terhadap data pasien Covid-19.
Ia mengatakan, masa puncak penyebaran virus corona kemungkinan terjadi dalam 60–80 hari setelah kasus pertama terkonfirmasi.
Seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (3/4/2020), BIN memperkirakan puncak akan terjadi pada Juli 2020.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Doni menyebutkan, perhitungan puncak pada Juli didasarkan data dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Berdasarkan data BIN tersebut, diperkirakan pada Juli 2020, penyebaran Covid-19 di Tanah Air akan mencapai 106.287 kasus.