Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 1 Juta Orang Terinfeksi, Ini Cara Penyebaran Virus Corona yang Paling Umum Terjadi

Kompas.com - 03/04/2020, 09:13 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hingga hari ini, Jumat (3/4/2020), lebih dari 1 juta orang di dunia telah terinfeksi virus corona dengan tingkat kematian sekitar 5 persen.

Sejak wabah virus corona terjadi pada akhir Desember 2019, para ahli kesehatan telah menekankan betapa pentingnya mencuci tangan dengan sabun, menyemprotkan disinfektan, dan menutupi mulut dengan lengan saat batuk.

Meski demikian, laju penyebaran virus corona membutuhkan upaya yang lebih keras.

Hal ini membuat sejumlah negera mengambil tindakan penguncian dan menerapkan jaga jarak.

Bagaimana sebenarnya virus corona itu menyebar?

Menurut penelitian baru yang diterbitkan dalan The New England Journak of Medicine, para ilmuwan menyebut bahwa partikel aerosol dapat menyebarkan virus corona.

Hal itu mengindikasikan adanya kemungkinan penularan penyakit melalui udara, tetapi dalam kondisi tertentu.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia: Kasus Positif Covid-19 Mencapai 1 Juta

Partikel Aerosol vs Droplet (tetesan pernapasan)

Ilustrasi virus corona, penularan virus corona di transportasi umumShutterstock Ilustrasi virus corona, penularan virus corona di transportasi umum
Meski terlihat sama, tetapi partikel aerosol tidak sama dengan tetesan dari pernapasan.

Direktur Medis Mikrobiologi Diagnostik di Rumah Sakit Methodist Houston S. Wesley Long mengatakan, partikel aerosol memiliki ukuran yang jauh lebih kecil.

"Maka partikel dapat melakukan perjalanan jarak jauh dan dapat dengan mudah dihirup ke paru-paru," kata Long, seperti dilansir dari Huffpost, Rabu (1/4/2020).

"Tetesan pernapasan cenderung sekitar 20 kali lebih besar dan berjalan sekitar enam kaki (2 meter) atau kurang sebelum jatuh ke tanah," lanjut dia.

Partikel aerosol mungkin hanya akan ditemukan dalam kondisi tertentu dan memiliki risiko infeksi sangat rendah pada kebanyakan orang.

Namun, penelitian itu menunjukkan bahwa partikel aerosol dapat melayang di udara selama beberapa jam.

Hal inilah yang membuat para petugas medis memiliki risiko tinggi akan terpapar virus corona.

Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus corona
Sementara itu, Profesor sekaligus Ketua Departemen Ilmu Pengerahuan dan Teknologi di Bryant University Kristen Hokeness menyebutkan, prosedur lain yang dapat menghasilkan aerosol adalah prosedur pelingkupan dan CPR.

Baca juga: Bantu Hentikan Penyebaran Virus Corona, Lakukan 5 Hal Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com