Ketika cairan yang mengandung virus, seperti air liur atau lendir terganggu selama prosedur, cairan itu dapat tetap tinggal di udara dengan bergantung pada tetesan air, debu, dan partikel lainnya.
"Begitu berada di udara, partikel-partikel itu dapat tersebar melalui aliran udara dari ventilasi atau kipas yang membantu mereka bergerak di luar ruang langsung mereka," jelas Hokeness.
Selain sirkulasi udara, menurut Hokeness, aktivitas manusia seperti berjalan dan membuka pintu juga dapat lebih memudahkan perjalanan partikel.
Di sisi lain, tetesan pernapasan (droplet) memiliki ukuran yang jauh lebih besar dan dapat mendarat dengan cepat setelah dilepaskan oleh orang yang terinfeksi.
Perbedaan transmisinya adalah droplet diproduksi ketika seseorang sedang batuk atau bersin.
"Droplet terbatas dalam hal jangkauan. Droplet bisa mengenai seseorang ketika berada dalam jarak dekat sekitar 1 meter. Itulah sebabnya kami mengatakan 2 meter sebagai ukuran jarak," jelas dia.
Baca juga: Update Terkini Penyebaran Virus Corona di 8 Negara Asia Tenggara
Meski demikian, penyebaran virus melalui udara bukanlah cara yang paling berpotensi membuat seseorang terinfeksi virus corona jenis baru penyebab Covid-19.
Jika ini terjadi, maka jumlah orang yang terinfeksi akan lebih banyak. Virus corona diprediksi menyebar ke sekitar 2 hingga 2,5 orang untuk setiap satu orang yang terinfeksi.
Ketika sebuah penelitian menunjukkan bahwa virus corona bisa muncul sebagai aerosol, sebuah laporan dari dua rumah sakit di Wuhan justru tidak mendeteksi partikel-partikel seperti dalam 35 sampel udara.
Cara penularan yang paling umum diyakini masih melalui kontak dengan tetesan pernapasan.
Artinya, penularan tetesan dapat terjadi ketika seseorang batuk ke permukaan benda atau tangan, kemudian ditransfer oleh tangan ke hidung atau mulut penerima.
"Kami masih belajar tentang Covid-19, tetapi virus corona dapat hidup beberapa hari di permukaan yang keras dan bekerja dengan baik pada kulit. Mereka kurang optimal pada permukaan berpori seperti karton atau kain," kata Long.
Baca juga: [POPULER TREN] Masa Inkubasi Virus Corona | Lonjakan Pasien Covid-19 Tanpa Gejala di China
Penelitian dalam The New England Journal of Medicine mengulas berapa lama virus corona hidup dalam berbagai konteks.
Sebagai partikel aerosol yang melayang di udara, virus dapat bertahan hingga tiga jam.
Sementara, pada plastik dan stainless steel dapat bertahan hingga tiga hari.
Para peneliti menemukan bahwa virus itu bertahan untuk waktu yang jauh lebih sedikit pada tembaga, yaitu sekitar empat jam.
"Ini adalah bukti sangat awal tentang bagaimana virus dapat menyebar. Terkadang itu tidak selalu sempurna ketika diterjemahkan ke dunia," kata Hokeness.
"Tapi diskusi ini penting ketika kita berusaha untuk menjaga petugas perawatan kesehatan dan publik. Kami mempelajari semuanya secara real time," lanjut dia.
Baca juga: SERIAL INFOGRAFIK VIRUS CORONA: Tips Aman Berbelanja