Sementara itu, penelitian terbaru menemukan, Antartika, lapisan es terbesar di bumi, juga kehilangan massa yang signifikan.
"Di Antartika, kehilangan massa di barat berlangsung tanpa henti, yang merupakan berita buruk bagi kenaikan permukaan laut," ujar Velicogna.
"Tapi, kami juga mengamati kenaikan massa di sektor Atlantik di Antartika timur yang disebabkan oleh peningkatan salju, yang membantu mengurangi peningkatan besar massa es yang hilang yang telah kita lihat dalam dua dekade terakhir di bagian benua lain," lanjut dia.
Adapun penelitian ini lebih jauh menggambarkan bahaya eksistensial yang ditimbulkan oleh pemanasan global yang tidak terkendali, bahkan ketika perhatian dunia tengah dilanda krisis virus corona.
"Kecermelangan teknis yang terlibat dalam menimbang lembaran es menggunakan satelit di luar angkasa sangat luar biasa," ujar Ahli Glasiologi di Penn State University, Richard Alley.
Menurutnya, sangat mudah bagi masyarakat untuk terganggu oleh fluktuasi, sehingga setengah data panjang yang sangat andal dari Gravity Recovery dan Climate Experiment (Grace) NASA dan lainnya peting dalam mengklarifikasi apa yang sebenernya terjadi.
Hal itu menunjukkan kepada masyarakat suatu sinyal besar dan goyangan yang membantu kita memahami proses yang berlangsung.
Baca juga: INFOGRAFIK: Mitos Sering Minum Air Es Bikin Gemuk
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.